AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
BAB1
PENDAHULUAN
Mempelajari matakuliah akuntansi keuangan lanjutan sama
halnya dengan mempelajari matakuliah akuntansi lainnya, tidak hanya dengan
menghapal teori dan rumusnya tetapi harus bisa memahami dan selanjutnya dapat
menerapkan penghitungan maupun pembuatan jurnal dan laporan untuk setiap kasus
berbeda.
Pada bab 1 buku ini akan dibahas kedalam dua bagian
(topik) yaitu:
1.
Mengenai persekutuan dimulai dari seluk beluk
persekutuan seperti pengertian, karakteristik, sampai dengan isi perjanjian
pembentukan persekutuan (75 menit).
2.
Penghitungan dan pengakuan modalsampai dengan
pembuatan jurnal pada pendirian persekutuan. (75 menit).
Dengan demikian diharapkan dapat tercapai tujuan dari
pempelajaran bab 1 dalam buku ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang
persekutuan.
2.
Mahasiswa dapat menyebutkan isi perjanjian
persekutuan.
3.
Mahasiswa dapat menyebutkan karakteristik
persekutuan.
4.
Mahasiswa
dapat membedakan jenis-jenis persekutuan.
5.
Mahasiswa mampu memahami aturan penjurnalan
dalam persekutuan dan mampu melakukan penjurnalan.
6.
Mahasiswa mampu membedakan antara
penghitungan dengan metode bonus maupun metode goodwill dan mampu menyajikan
jurnal maupun laporan keuangan yang diperlukan.
A.
Pengertian Persekutuan dan Unsur Pokok
Persekutuan
- Pengertian Persekutuan
Secara umum Persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau
asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu
usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba.
- Unsur Pokok Persekutuan yaitu :
Gabungan atau asosiasi para
sekutu.
Sebagai suatu asosiasi dari beberapa
sekutu ( individu ) maka persekutuan tidak dapat dipisahkan dengan kesepakatan
atau perjanjian, yaitu perjanjian untuk mendirikan, memiliki, dan mengelola
persekutuan.
Pemilikan dan pengelolaan
bersama.
Didalam Persekutuan harus selalu dituntut adanya
kebersamaan, yaitu :
a)
Persekutuan dimiliki
bersama.
b)
Persekutuan dikelola
bersama.
c) Kalau ada risiko ditanggung
bersama.
d)
Kalau
memperoleh laba dibagi bersama.
3. Tujuan
untuk memperoleh laba.
Laba dibagi secara adil
menurut rasio atau metode pembagian laba yang telah disepakati.
B.
Ketentuan di dalam Perjanjian Persekutuan
Perjanjian persekutuan
akan berisi ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh para sekutu mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan persekutuan sampai
pembubarannya. Isi
perjanjian antara lain :
1. Ketentuan
mengenai persekutuan.
2. Ketentuan
mengenai sekutu.
3. Ketentuan
yang berhubungan dengan modal persekutuan.
4. Ketentuan
mengenai pembagian laba.
5. Ketentuan
yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan.
6. Ketentuan
mengenai pertanggungan ( asuransi ) terhadap masing-masing sekutu.
Isi
perjanjian persekutuan akan dipakai sebagai :
• Dasar
pencatatan setoran modal.
• Dasar
perhitungan modal.
• Dasar
pembagian laba.
• Dasar
pencatatan transaksi-transaksi persekutuan yang menyangkut modal.
• Dasar
pembagian aktiva dalam likuidasi.
Dari uraian diatas terlihat bahwa
perjanjian mempunyai peranan yang sangat penting dalam persekutuan mulai dari
pendirian hingga pembubarannya.
C.
Penggolongan
Persekutuan
Persekutuan
dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.
Persekutuan Firma ( Fa ), adalah :
Suatu usaha kerjasama yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan menggunakan nama bersama dan semua sekutu dalam usaha
tersebut bertanggung jawab penuh (dan biasanya ikut aktif) mengelola
perusahaan.
2.
Persekutuan Komanditer ( cv ), adalah : Suatu bentuk
perjanjian kerja sama untuk berusaha di mana salah satu atau lebih dari
anggotanya bertanggung jawab terbatas.
a. Sekutu Aktif, adalah :
Sekutu yang ikut aktif mengelola perusahaan
dan bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta pribadinya.
b. Sekutu Pasif (Silent Partner), adalah :
Sekutu yang hanya
menyetor modal saja tanpa ikut mengelola perusahaan.
3.
Joint Stock Company, adalah :
Persekutuan yang struktur modalnya terbagi atas
saham-saham yang dapat dipindah-tangankan. Besarnya saham masing-masing sekutu
didalam Joint Stock Company tidak menunjukkan besarnya tanggung jawab
sekutu yang bersangkutan melainkan hanya menunjukkan besarnya kepemilikan.
D.
Karakteristik Utama
Persekutuan
Karakteristik utama
adalah merupakan sifat utama atau ciri khas persekutuan yang meliputi:
1. Mutual
Agency
Masing-masing sekutu merupakan agen (
wakil, perantara, perpanjangan tangan ) dari persekutuan.
2. Limited Life
Umur persekutuan adalah terbatas. Hal-hal yang mebatasi umur
persekutuan antara lain perjanjian persekutuan, ketentuan hukum serta putusan
pengadilan. Sewaktu-waiktu persekutuan dapat bubar karena masuknya sekutu baru,
pengunduran sekutu dan sebagainya.
3. Unlimited Liability
Tanggung jawab
masing-masing sekutu ( kecuali sekutu pasif ) tidak terbatas pada modal yang telah
disetor saja.
4. Ownership of an
Interset in a Partnership
Kekayaan yang telah disetor
ke dalam persekutuan sudah bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik
semua sekutu.
5. Participation on Partnership Profit
Masing-masing sekutu mempunyai hak di
dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.
6. Right to Dispose of a
Partnership Interest
Masing-masing sekutu mempunyai hak untuk
menjual atau memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada orang lain,
baik kepada anggota sekutu maupun bukan.
7. Mutual Liabiliy
Semua sekutu bertanggung jawab terhadap
utang persekutuan. Jadi utang persekutuan adalah juga utang seluruh sekutu
E. Alasan Pemilihan Persekutuan
Atau Bentuk Badan Usaha Lainnya
Pertimbangan untuk memilih bentuk badan usaha berupa persekutuan atau bukan
adalah berdasarkan kelemahan dan kelebihan persekutuan dibandingkan bentuk
badan usaha lainnya seperti perseroan terbatas dan lain-lain. Oleh karena itu
perlu dibahas mengenai kelebihan dan kelemahan persekutuan.
Kelebihan
Bentuk Usaha Persekutuan:
1. Bentuk
persekutuan seperti firma lebih mudah dalam pendiriannya.
2. Bentuk
persekutuan seperti firma juga lebih mudah dalam pembubarannya misalkan akan
berubah menjadi bentuk perseroan terbatas.
3. Bentuk
persekutuan juga mempunyai kebebebasan dan keluwesan dalam menentukan bentuk
usahanya.
4. Kebebasan
masing-masing sekutu dalam pengambilan keputusan.
5.
Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya
tetapi bukan pembayar pajaknya karena yang membayar pajak adalah para sekutu
yang memperoleh laba persekutuan. Pajaknya berupa pajak penghasilan.
Kelemahan Bentuk Usaha
Persekutuan:
1. Tanggung
jawab pribadi sekutu akan hutang perusahaan.
2. Kelangsungan
hidup perusahaan biasanya terbatas karena ikut ditetukan oleh perjanjian dalam
pendirian persekutuan.
3. Kesulitan
dalam memindahtangankan kepentingan pemilik.
F.
Akuntansi Dalam
Persekutuan
Pada persekutuan laba atau rugi selalu
dibagi di antara para sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang telah
disepakati. Pembagian laba adalah pemindahan saldo laba ( rugi ) persekutuan ke
rekening modal masing-masing sekutu. Mengenai modal sekutu pada dasarnya
merupakan keseluruhan dari hak para sekutu terhadap persekutuan. Pada umumnya
hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung di dalam tiga
rekening, yaitu :
1. Rekening “ Modal ”
Rekening modal menunjukkan besarnya hak modal sekutu yang bersangkutan.
Modal masing masing sekutu berasal dari setoran modal mula-mula. Selanjutnya
akan bertambah dengan setoran tambahan modal dan pembagian laba serta berkurang
dengan pengambilan modal dam pembgian rugi. Rekening modal akan didebit apabila
berkurang dan dikredit apabila bertambah.
Aktiva – Kas ………..
|
XX
|
|
Aktiva - Non Kas …..
|
XX
|
|
Modal Sekutu X ……
|
XX
|
|
Modal Sekutu Y ……
|
XX
|
|
Modal Sekutu Z ……
|
XX
|
2. Rekening “ prive ”
Rekening prive juga diselenggarakan
untuk tiap-tiap sekutu. Rekening akan didebit apabila terjadi pengambilan harta
persekutuan untuk sekutu. Sedangkan Rekening akan dikredit dengan bagian laba (
apabila tidak langsung ditutup ke rekening modal ).
Modal ………….
|
XX
|
|
Prive …………..
|
XX
|
Pada akhir periode saldo rekening “ prive ” ini akan
dipindah ke rekening “ modal ” sekutu yang bersangkutan yaitu :
• Ke sisi debit,
apabila rekening prive bersaldo debit.
• Ke sisi kredit
apabila rekening prive bersaldo kredit.
Jadi setelah tutup buku saldo rekening prive selalu nol.
4.
Rekening “ Utang
Kepada Sekutu ”
Rekening ini akan di debit apabila
utang kepada sekutu berkurang dan di kredit apabila utang kepada sekutu bertambah.
Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka saldo rekening ini ikut dipertimbangkan
di dalam menghitung bagian kas sekutu yang bersangkutan. Di dalam neraca saldo
disajikan pada kelompok pasiva, yaitu utang.
Kas
…………….
|
XX
|
|
Utang Sekutu ….
|
XX
|
4. Rekening ‘ Piutang Kepada Sekutu ”
Rekening ini didebit apabila piutang
kepada sekutu bertambah dan dikredit apabila piutang kepada sekutu berkurang.
Dalam hal persekutuan dilikuidasi (dilebur) yaitu mengurangi hak sekutu yang
bersangkutan. Didalam neraca saldo rekening disajikan dalam kelompok aktiva,
yaitu piutang.
Piutang …………..
|
XX
|
|
Kas ………………
|
XX
|
Piutang kepada pihak ketiga:
Piutang Dagang …
|
XX
|
|
Penjualan ………...
|
XX
|
LATIHAN: 1.1
Untuk
memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan
latihan berikut ini !
1) Apa yang dimaksud dengan
Persekutuan dalam arti luas maupun dalam arti sempit ?
2) Apa saja yang menjadi
ketentuan dalam perjanjian pendirian persekutuan?
3) Sebutkan jenis persekutuan
!
4) Apa yang dimaksud dengan silent
partner?
5) Sebutkan karakteristik
utama dari persekutuan!
Pembentukan Persekutuan
A. Pembentukan
Persekutuan Baru
Yaitu merupakan pembentukan persekutuan yang samasekali baru berdasarkan
kesepatan dua orang sekutu atau lebih.
Masing-masing sekutu menyetor modal untuk mendirikan perusahaan baru yang
akan dimiliki bersama. Setoran modal tersebut dapat berupa kas, aktiva
nonkas atau bahkan aktiva tidak berujud seperti kemampuan lebih yang
dimiliki oleh seorang sekutu diatas kemampuan sekutu yang lain. Bila aktiva
berupa non-kas maka penilaian besarnya modal harus dengan persetujuan
masing-masing sekutu agar mendapatkan nilai yang wajar dan memenuhi prinsip
keadilan sehingga biasanya digunakan nilai pasarnya yang wajar. Penurunan nilai
aktiva juga harus ditetapkan secara bersama.
Bila terdapat kemampuan lebih dari sekutu maka perlakuan terhadap kemampuan
lebih yang dimiliki sekutu ada 2 metode pengakuan modal yaitu:
1. Metode Bonus
2. Metode Goodwill
Metode Bonus:
Di asumsikan bhw jumlah Setoran
modal mula-mula = jumlah rerata modal mula-mula
Metode Goodwill
Mengasumsi bhw jumlah setoran modal
mula-mula = jumlah rerata modal mula-mula di+ goodwill
yang diakui
A.1.
Setoran
Modal berupa Kas (contoh dan penyelesaiannya)
Tuan Artha & Tuan Graha sepakat
mendirikan usaha persekutuan firma dengan nama
“GATRA ”. Sebagai setoran awal masing-masing sekutu menyetorkan sbb :
Artha : Sebesar Rp 240.000.000 sedangkan Graha
sebesar Rp 200.000.000
a).
Bagaimana pengakuan dan pencatatan setoran modal awal pendirian persekutuan
tersebut dengan menggunakan metode bonus dan metode goodwill? Buatlah juga
jurnal yang diperlukan!
Jawab A.1. :
a). Jurnal untuk Setoran Modal ke
Fa. GATRA dalam Rp
Kas ……………..
|
440.000.000,-
|
|
Modal Artha ……
|
240.000.000,-
|
|
Modal Graha ……
|
200.000.000,-
|
Bila dalam pendirian
persekutuan tidak ada ketentuan proporsi pengakuan modal di dalam perjanjian,
maka proporsi pengakuan modal dengan metode bonus besarnya dibagi rata (dibagi
sama besar). Dengan demikian penyelesaian soal A.1 adalah:
Masing-masing modal diakui sebesar Rp
220.000.000,- (440.000.000 ÷ 2) oleh karena pengakuan modal dalam Fa. GATRA dengan menggunakan metode Bonus maka
perhitungannya seperti berikut:
b). Pengakuan
Modal dengan Metode Bonus
Keterangan
|
Setoran Modal
|
Metode Bonus
|
Besarnya
Bonus
|
(1)
|
(2)
|
(1 - 2)
|
|
Setoran Artha
|
240.000.000
|
220.000.000
|
20.000.000
*
|
Setoran Graha
|
200.000.000
|
220.000.000
|
(20.000.000)
|
Jumlah setoran
|
440.000.000
|
440.000.000
|
0
|
* Jurnal
untuk mencatat besarnya bonus
Modal Artha
|
20.000.000,-
|
|
Modal Graha
|
20.000.000,-
|
Neraca Fa. “GATRA ”
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
|
440.000.000,-
|
Modal Artha
|
220.000.000,-
|
Modal Graha
|
220.000.000,-
|
||
Total
|
440.000.000,-
|
Total
|
440.000.000,-
|
c).
Pengakuan Modal dengan Metode Goodwill
Keterangan
|
Setoran
Modal
|
Metode Goodwill
|
Besarnya
Goodwill
|
(1)
|
(2)
|
(2 - 1)
|
|
Setoran Artha
|
240.000.000
|
240.000.000
|
0
|
Setoran Graha
|
200.000.000
|
240.000.000
|
40.000.000
|
Jumlah setoran
|
440.000.000
|
480.000.000
|
40.000.000
|
Jurnal untuk mencatat besarnya goodwill
Goodwill
|
40.000.000,-
|
|
Modal Graha
|
40.000.000,-
|
Neraca Fa. “GATRA ”
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
|
440.000.000,-
|
Modal Artha
|
240.000.000,-
|
Goodwill
|
40.000.000,-
|
Modal Graha
|
240.000.000,-
|
Jumlah
|
480.000.000,-
|
Jumlah
|
480.000.000,-
|
Demikian contoh sederhana tentang
pembentukan persekutuan (Fa) dengan setoran modal awalnya berupa uang kas.
Dalam contoh ini juga telah dijelaskan bagaimana kita melakukan perhitungan dan
perekayasaan pencatatan apabila salah satu dari anggota sekutu mempunyai
kemampuan lebih dalam persekutuan, sehingga pengakuan modal-nya terhadap
setoran modal para sekutu dapat diakui dengan menggunakan 2 metode yaitu Bonus
dan Goodwill.
Sub pembahasan berikutnya adalah
pembentukan Fa. dengan setoran modal awalnya berupa Aktiva Non-kas. Apabila
penyetoran modalnya berupa aktiva non-kas maka penilaian besarnya modal harus
memenuhi prinsip keadilan dan biasanya di nilai berdasarkan harga pasar yang
wajar. Berikut adalah contoh sederhana mengenai penyetoran modal berupa aktiva
non-kas.
A.2.
Penyetoran Modal berupa Aktiva Non-Kas (contoh dan penyelesaiannya)
Bapak
Upin & Ipin mendirikan usaha dengan nama “PT. MAKMUR”. Masing-masing
menyetorkan modal: Upin berupa uang tunai (Kas) Rp 150.000.000.- dan Ipin
berupa Gedung, Tanah dan Truk dengan nilai Rp 225.000.000,-; Rp 160.000.000,-
dan Rp 175.000.000,-.
Dari
informasi ini Saudara diminta (a) menyusun bagaimana cara mengakui setoran
modal awal pendirian persekutuan tersebut apabila menggunakan metode bonus dan
metode goodwill? (b) buatlah jurnal yang diperlukan dan Neraca awal atas
setoran perdirian firma tersebut!
Jawab A.2. :
a).
Jurnal untuk mencatat
setoran Modal Upin dan Ipin ke PT MAKMUR adalah (Rp)
Kas
|
150.000.000,-
|
|
Gedung
|
225.000.000,-
|
|
Tanah
|
160.000.000,-
|
|
Truk
|
175.000.000,-
|
|
Modal Upin
|
150.000.000,-
|
|
Modal Ipin
|
560.000.000,-
|
b). Pengakuan Modal dengan Metode Bonus
Keterangan
|
Setoran
Modal
|
Metode
Bonus
|
Besarnya
Bonus
|
(1)
|
(2)
|
(1 - 2)
|
|
Setoran Upin
|
150.000.000
|
355.000.000
|
(205.000.000)
*
|
Setoran Ipin
|
560.000.000
|
355.000.000
|
205.000.000
|
Jumlah setoran
|
710.000.000
|
710.000.000
|
0
|
Jurnal
untuk mencatat besarnya bonus: (Bonus untuk Ipin)
Modal Ipin …..
|
205.000.000,-
|
|
Modal
Upin …..
|
205.000.000,-
|
Neraca awal
atas setoran modal Upin dan Ipin : (metode bonus)
Neraca PT. “MAKMUR ”
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
|
710.000.000,-
|
Modal Upin
|
355.000.000,-
|
Modal Ipin
|
355.000.000,-
|
||
Total Aktiva
|
710.000.000,-
|
Total Pasiva
|
710.000.000,-
|
Atau bisa juga dibuat seperti berikut:
Neraca PT. “MAKMUR ”
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
|
150.000.000,-
|
Modal Upin
|
355.000.000,-
|
Gedung
|
225.000.000,-
|
Modal Ipin
|
355.000.000,-
|
Tanah
|
160.000.000,-
|
||
Truk
|
175.000.000,-
|
||
Total Aktiva
|
710.000.000,-
|
Total Pasiva
|
710.000.000,-
|
c).
Pengakuan
Modal dengan Metode Goodwill
Keterangan
|
Setoran Modal
|
Metode Goodwill
|
Besarnya
Goodwill
|
(1)
|
(2)
|
(2 - 1)
|
|
Setoran Upin
|
150.000.000
|
560.000.000
|
410.000.000
|
Setoran Ipin
|
560.000.000
|
560.000.000
|
0
|
Jumlah setoran
|
710.000.000
|
1.120.000.000
|
410.000.000
|
Jurnal
untuk mencatat besarnya goodwill
Goodwill
|
410.000.000,-
|
|
Modal Upin
|
410.000.000,-
|
Neraca Fa. “GATRA ”
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
|
710.000.000,-
|
Modal Upin
|
560.000.000,-
|
Goodwill
|
410.000.000,-
|
Modal Ipin
|
560.000.000,-
|
Jumlah
|
1.120.000.000,-
|
Jumlah
|
1.120.000.000,-
|
B. Mengubah Pemilikan Perusahaan Perseorangan
Yang Sudah Ada
Adanya peluang dan kerja-sama dalam bisnis, biasa pemilik perusahaan ingin
mengembangankan perusahaan dengan menambah/ membuka peluang bagi orang atau
pengusaha lain untuk bergabung dalam perusahaan. Apabila ini dilakukan maka
pencatatan atas bergabungnya pihak lain tersebut akan dicatat melalui satu dari
dua metode pencatatan yang digunakan, yaitu metode pembukuan lama (berdasarkan pembukuan/
pencatatan dari perusahaan sebelumnya) dan metode pembukuan baru. Perlakuan atas perubahan
kepemilikan ini akan mengakibatkan adanya hal-hal sebagai berikut:
•
Penilaian (kembali) Aktiva Bersih yang Disetor atau Revaluasi Aktiva
•
Penentuan Modal masing-masing Sekutu
•
Pembukuan atau akuntansinya disesuaikan dengan metode pembukuan yang
digunakan.
SKEMA PERUBAHAN PERUSAHAAN PERORANGAN
MENJADI PERSEKUTUAN
B.1. Contoh Soal Pendirian Persekutuan Yang
Sudah Ada:
Pada awal tahun 2001 Upin dan Ipin
sepakat mendirikan Persekutuan “Murah Rejeki”. Upin sudah mempunyai perusahaan
perseorangan “Sumber Rejeki” yang bergerak di bidang servis dan perawatan kendaraan
bermotor dan akan menggunakan aktiva bersih perusahaan perseorangan tersebut
sebagai setoran modal. Sedangkan Ipin akan menyetor modal berupa kas sebesar Rp
375.000.000,- untuk mendirikan persekutuan baru. Neraca perusahaan perseorangan
Upin pada saat itu sebagai berikut:
Perusaha Jasa
“Sumber Rejeki”
Neraca
per 31 Desember 2000
(dalam Rp)
Aktiva:
|
||
Kas
|
37.500.000
|
|
Piutang
Dagang
|
45.000.000
|
|
Persediaan
Brg. Dagang
|
52.500.000
|
|
Tanah
|
42.000.000
|
|
Gedung
|
37.500.000
|
|
Akumulasi
Penyusutan
|
22.500.000
|
|
15.000.000
|
||
Mebel
dan Peralatan
|
22.500.000
|
|
Akumulasi
Penyusutan
|
12.000.000
|
|
10.500.000
|
||
Total Aktiva
|
202.500.000
|
|
Pasiva:
|
||
Utang
Bank
|
82.500.000
|
|
Modal
Upin
|
120.000.000
|
|
Total Pasiva
|
202.500.000
|
Dalam hubungannya dengan setoran Upin tersebut telah disepakati adanya
penyesuaian sebagai berikut :
1. Cadangan kerugian piutang diakui sebesar
10 % dari saldo piutang dagang.
2. Persediaan barang dagangan dinilai
berdasarkan nilai pasarnya yaitu Rp 60.000.000
3. Diakuinya adanya goodwill sebesar
Rp 15.000.000
4. Nilai tanah disepakati sebesar Rp 75.000.000
5. Diakuinya adanya utang biaya sebesar Rp 6.000.000
Pertanyaan:
a) Atas transaksi tersebut diatas
buatlah Neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan dengan metode pembukuan lama (metode pembukuan melanjutkan
pencatatan persekutan lama)?
b) Atas transaksi tersebut diatas
buatlah Neraca dan pencatatan pembentukan persekutuan dengan metode pembukuan baru?
Jawab B.1. :
a)
Pengakuan Modal Pendirian Persekutuan “Murah Rejeki” Menggunakan Metode
Buku Lama:
ü
Persediaan :
- Nilai Pasar Persd. Brg. Dagangan
|
60.000.000
|
|
- Nilai Buku
|
52.500.000
|
|
Kenaikan nilai persd. Brg
Dagangan
|
7.500.000
|
ü
Tanah :
- Nilai Pasar Tanah
|
75.000.000
|
|
- Nilai Buku
|
42.000.000
|
|
Kenaikan
nilai Tanah
|
33.000.000
|
|
Pengakuan adanya Goodwill
|
15.000.000
|
|
Jumlah penambahan modal karena Penilaian kembali
|
55.500.000
|
|
(Revaluasi Aktiva)
|
- Cadangan Kerugian
Piutang (10% x 45.000.000)
|
4.500.000
|
|
- Utang Biaya
|
6.000.000
|
|
Jumlah Pengurangan Modal karena
penilaian kembali
|
(10.500.000)
|
|
Kenaikan Modal Upin karena Revaluasi
Aktiva
|
45.000.000
|
ü Jurnal
penyesuaian atas Revaluasi aktiva (penilaian kembali) yaitu :
Persediaan
Barang Dagangan
|
7.500.000
|
|
Tanah
|
33.000.000
|
|
Goodwill
|
15.000.000
|
|
Cadangan Kerugian Piutang
|
4.500.000
|
|
Utang Biaya
|
6.000.000
|
|
Modal Upin
|
45.000.000
|
ü Mencatat setoran Ipin :
Kas
|
375.000.000
|
|
Modal Ipin
|
375.000.000
|
Dengan demikian untuk mengakui adanya
penilaian kembali (revaluasi) atas aktiva tetap yang diserahkan Upin tersebut
kita diwajibkan mencatat dan menilai kembali untuk rekening persediaan barang
dagangan, Tanah, goodwill serta cadangan kerugian piutang dan utang. Sekaligus
mencatat setoran Ipin berupa kas. Dan dalam metode pembukuan lama ini , neraca
dari persekutuan baru yang mereka dirikan merupakan gabungan antara nilai
aktiva perusahaan lama + penyesuaian + setoran modal sekutu baru, yaitu sebagai
berikut:
Perusaha Jasa “Murah Rejeki”
Neraca per 1 Januari 2001
Aktiva:
|
||
Kas (37.500.000+375.000.000)
|
412.500.000
|
|
Piutang
Dagang
|
45.000.000
|
|
Cad. Kerugian Piutang
|
(4.500.000)
|
|
40.500.000
|
||
Persediaan Brg.
Dagang
|
60.000.000
|
|
Tanah
|
75.000.000
|
|
Gedung
|
37.500.000
|
|
Akumulasi
Penyusutan
|
22.500.000
|
|
15.000.000
|
||
Mebel dan Peralatan
|
22.500.000
|
|
Akumulasi
Penyusutan
|
12.000.000
|
|
10.500.000
|
||
Goodwill
|
15.000.000
|
|
Total Aktiva
|
628.500.000
|
|
Pasiva:
|
||
Utang Bank
|
82.500.000
|
|
Utang Biaya
|
6.000.000
|
|
Modal Upin
|
165.000.000
|
|
Modal Ipin
|
375.000.000
|
|
Total Pasiva
|
628.500.000
|
b)
Pengakuan Modal Pendirian Persekutuan “Murah Rejeki” Menggunakan Metode
Buku Baru :
Pertanyaan
dan Latihan
Untuk memperluas
cakrawala pemahaman saudara mengenai materi pembentukan persekutuan, silahkan
mengerjakan latihan berikut ini !
1.
Apa yang dimaksud
dengan“Ownership of an Interest in a Partnership”?
2.
Apa yang dimaksud
dengan “Right to Dispose of Partnership Interest”?
3.
Sebutkan
cara pembentukan persekutuan !
4.
Apa perbedaan pembentukan persekutuan antara metode goodwill dengan metode
bonus?
5.
Tiga orang yaitu Doni, Endah (keduanya bekas foto model) dan Ferdy 2001
mendirikan persekutuan yang usahanya berupa foto studio bernama “ MODEL “. Mereka menyetorkan modal, masing-masing:
• Doni Rp 12.500.000 dan kursi dengan
nilai buku Rp
3.000.000 dan nilai pasar Rp
5.000.000
• Endah Rp 15.000.000 dan peralatan foto
dengan nilai buku Rp 2.500.000 dan nilai
pasarnya Rp 4.500.000.
• Ferdy Rp 2.000.000 dan Ruko dengan
nilai buku Rp
20.000.000 namun nilai pasarnya Rp
23.000.000
Berapakah
besarnya setoran modal yang diakui bila persekutuan yang akan didirikan
menggunakan metode bonus? Buatlah laporan pengakuan setoran dan jurnal untuk
setiap transaksi yang berkaitan dengan setoran modal tersebut dan neracanya
setelah ada pemberian bonus!
6.
Tiga orang yaitu Andi, Beni, dan Cindy pada
tahun 1991 mendirikan persekutuan yang usahanya berupa café bernama “ MOGE “. Mereka menyetorkan modal sebesar:
• Andi Rp. 10.500.000 dan kursi dengan nilai buku Rp. 3000.000 dan nilai
pasar Rp. 4000.000.
• Beni Rp. 13.000.000 dan peralatan dapur dengan nilai buku Rp. 2500.000
dan nilai pasarnya Rp. 4500.000.
• Cindy Rp. 1000.000 dan
tanah dan bangunan dengan nilai buku Rp 19.000.000 namun nilai pasarnya Rp.
21.000.000.
Berapakah besarnya
setoran modal yang diakui bila persekutuan yang akan didirikan menggunakan
metode goodwill? Buatlah laporan pengakuan setoran, jurnal untuk setiap
transaksi yang berkaitan dengan setoran modal tersebut dan neracanya setelah
ada pengakuan goodwill!
7). Perhatikan neraca dari perusahaan dagang di bawah
ini!
Perusahaan dagang “ SANTOSO”
Neraca Per 31 Desember 2000
Aktiva:
|
||
Kas
|
45.000.000
|
|
Piutang Dagang
|
77.500.000
|
|
Cad.
Kerugian Piutang
|
(5.000.000)
|
|
72.500.000
|
||
Persediaan Brg. Dagang
|
52.500.000
|
|
Tanah
|
45.000.000
|
|
Gedung
|
60.000.000
|
|
Akumulasi Penyusutan
|
(22.500.000)
|
|
37.500.000
|
||
Mebel dan Peralatan
|
30.000.000
|
|
Akumulasi Penyusutan
|
(12.000.000)
|
|
18.000.000
|
||
Total Aktiva
|
270.500.000
|
|
Pasiva:
|
||
Utang Bank
|
112.500.000
|
|
Modal Burhan
|
158.000.000
|
|
Total Pasiva
|
270.500.000
|
Pada 10 Januari 2001 Tuan Burhan dan Tuan Teddy sepakat untuk
mendirikan persekutuan baru dengan nama “RUKUN SANTOSO”. Tuan Burhan sebelumnya
telah memiliki perusahaan perorangan dengan neraca seperti diatas dan Tuan
Teddy akan menyetorkan modal berupa kas sebesar Rp. 170.000.000. Bila kemudian
terdapat beberapa hal untuk penyesuaian berikut:
1. Cadangan kerugian piutang perlu diakui
sebesar 10% dari saldo piutang dagang.
2. Persediaan
dinilai dari nilai pasarnya sebesar Rp. 50 juta,
3. Diakui adanya goodwill yang timbul dari usaha yang
dijalankan selama ini sebsar Rp. 15 juta.
4.
Nilai tanah dinilai kembali seharga Rp. 45 juta. Diakui adanya hutang gaji
sebesar Rp 7 juta.
Buatlah system
pencatatan secara lengkap untuk mendirikan persekutuan “RUKUN SANTOSO” dengan
metode pembukuan lama (berdasarkan neraca perusahaan “SANTOSO” milik Tuan
Burhan).
RANGKUMAN:
• Pengakuan setoran
modal dengan metode bonus maka penghitungannya = total modal sekutu dibagi
banyaknya sekutu.
Besarnya
bonus = sebelum memperoleh bonus dikurangi setelah memperoleh bonus.
• Pengakuan setoran
modal dengan metode goodwill maka penghitungannya modal masing-masing sekutu
dinaikkan sebesar setoran modal tertinggi sehingga besarnya goodwill = setelah
pengakuan goodwill dikurangi modal masing-masing sebelumnya.
• Pembentukan
persekutuan dimana salah satu sekutunya sudah mempunyai perusahaan sebelumnya:
Pencatatan akuntansinya dengan metode pembukuan lama maka harus melakukan
penyesuaian terhadap penilaian kembali aktiva non-kasnya, kemudian langsung
menambahkan dalam neracanya.
TES FORMATIF 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa
alternatif jawaban yang disediakan !
1) Berikut ini yang
bukan merupakan prinsip pemilikan dan pengelolaan bersama,adalah:
A. Pemilikan bersama dari persekutuan
B. Bila ada resiko ditanggung bersama
C. Bila memperoleh laba dibagi bersama
D.
Silent Partner tidak memperoleh laba, hanya
gaji saja.
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
2) Pernyataan berikut
ini yang bukan merupakan ketentuan yang diatur di dalam perjanjian
persekutuan adalah:
A. Ketentuan mengenai Sekutu
B. Ketentuan mengenai Pembagian Hutang.
C. Ketentuan mengenai Pembagian Laba
D. Ketentuan mengenai Permodalan
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
3)
Karakteristik persekutuan adalah umurnya terbatas, hal ini disebut juga:
A. Unlimited Liability
B. Mutual Liability
C. Limited Life
D. Mutual Agency
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
4) Karakteristik persekutuan yang
menyebutkan “ Participation on Partnership Profit”, artinya adalah:
A.
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam
pembagian laba atau rugi persekutuan.
B.
Kekayaan yang disetor ke dalam sekutu sudah
bukan lagi milik sekutu penyetor.
C.
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak
terbatas, kecuali sekutu pasif sebatas modal saja
D. Masing-masing sekutu berpartisipasi
sebagai agen (wakil)
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
5) Karakteristik persekutuan yang menyebutkan
“Mutual Liability”, artinya adalah:
A.
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam
pembagian laba atau rugi persekutuan
B.
Kekayaan yang disetor ke dalam sekutu sudah
bukan lagi milik sekutu penyetor
C.
Tanggungjawab terhadap utang persekutuan
adalah pada sekutu-sekutunya
D.
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak
terbatas, kecuali sekutu pasif sebatas modal saja
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
6) Yang menyebabkan modal persekutuan
dicatat disisi kredit adalah:
A. Penambahan Piutang
B. Penambahan modal dan pembagian laba
C. Transaksi Prive
D. Penambahan hutang
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
7) Berikut
ini pernyataan yang benar mengenai cara mendirikan persekutuan dengan mengubah
pemilikan perusahaan perseorangan yang
sudah ada:
A. Pengakuan Aktiva Bersih yang disetor
B. Pembukuan Hutang masing-masing sekutu
C. Penilaian Modal masing-masing sekutu
D. Penentuan modal masing-masing sekutu
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
8) Yang
menyebabkan rekening Prive di dalam persekutuan dicatat disisi debet adalah,
kecuali:
A. Penerimaan laba persekutuan
B. Pembayaran gaji sebagai pembagian laba
C. Pembayaran bonus sebagai pembagian laba
D.
Bagian rugi yang harus ditanggung sekutu
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
9) Apabila
Avin dan Huges mendirikan persekutuan Gono-Gini dengan perbandingan modal 1: 3
dengan total modal Rp. 600 juta apabila
kemudian masuk sekutu baru Reza yang menyetor modal
Rp. 240 juta maka besarnya modal bila
diakui dengan metode bonus adalah sebesar:
A. Rp. 240 juta
B. Rp. 300 juta
C. Rp. 270 juta
D. Rp. 280 juta
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
10) Apabila Avin, Huges dan Reza yang
mendirikan persekutuan Gono-Gini tersebut diatas (no.9),
Modalnya
diakui dengan metode goodwill. Atas masuknya Reza sebagai sekutu baru maka
besarnya goodwill Reza adalah:
A. Rp. 50 juta
B. Rp. 60 juta
C. Rp. 40 juta
D. Rp. 55 juta
E.
Tidak
ada jawaban yang benar
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan Jawaban yang benar dalam diskusi kelas dan refensi buku,
dan hitunglah jumlah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan dalam materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus
Arti tingkat penguasaan materi :
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = baik sekali
If you reaching to level domination of item more than 80%
You can distribute to next module.!!
But you level domination of item less than 80%
you have to repeat activity learn which not yet been mastered.
Tes
Formatif 1
1) D 2) B 3) C 4) A 5) C
6) B 7) C
8) A 9) D 10) B
Daftar
Kepustakaan
§ Allan R. Drubin. (1999), Advanced
Accounting, 5th edition, South Western, reissue by Binarupa Aksara,
Jakarta.
§ Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5th edition,
Prentice Hall, London, reissue by Salemba Empat, Jakarta.
§ Suparwoto, L
(1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Cetakan ke-7, BPFE, UGM, Yogyakarta.
Kalau Saudara
mencapai tingkat penguasaan materi lebih dari 80 % , itu artinya Bagus! Dan saudara dapat meneruskan ke modul berikutnya. Tetapi
kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar,
terutama yang belum Anda kuasai.
PEMBAGIAN LABA - RUGI PERSEKUTUAN
Pendahuluan
Karakteristik
utama yang kelima dari persekutuan adalah participation in partnership
profit maka laba rugi persekutuan harus dibagi kepada para sekutu secara
adil, artinya adil dalam pembagian laba kepada masing-masing sekutu disesuaikan
dengan kontribusinya baik berupa waktu, modal dan kemampuan pribadi dalam
menghasilkan laba.
Di samping itu adil juga berarti tidak ada perbedaan yang
mencolok dari besarnya masing-masing bagian rugi-laba yang diberikan kepada
sekutu. Oleh karena itu diperlukan metode penghitungan untuk pembagian
laba-rugi yang disepakati bersama. Selanjutnya metode-metode yang dapat
digunakan akan dibahas ke dalam dua bagian atau topik, yaitu:
1. Macam-macam Metode
Pembagian Laba
2. Metode Pembagian Laba dengan Penghitungan Khusus
Tujuan yang
ingin didapat dari pembelajaran dari materi ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami prinsip
pembagian laba-rugi persekutuan dan latar belakangnya.
2.
Mahasiswa dapat menyebutkan dan memahami 3
metode yang dapat digunakan dalam pembagian laba-rugi persekutuan.
3.
Mahasiswa dapat menghitung, menjurnal serta
menyusun laporan pembagian laba dengan masing-masing metode yang ada.
Metode Pembagian Laba
A. Pengertian
Metode Pembagian Laba
Metode pembagian laba adalah metoda atau cara yang
digunakan untuk dasar penghitungan pembagian laba. Ada berbagai macam Metode Pembagian Laba
yang digunakan:
1.
Laba
dibagi sama
2.
Laba
dibagi dengan rasio tertentu
3.
Laba
dibagi menurut perbandingan modal
4. Laba dibagi
dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut metode 1,2, atau
3.
5. Laba dibagi
dengan memperhitungkan gaji dan atau bonus dan sisanya dibagi menurut metode
1,2 atau 3
6. Laba dibagi
dengan memperhitungkan bunga modal serta gaji dan atau bonus dan sisanya dibagi
menurut metode 1,2 atau 3
1. Laba Dibagi Sama (Kasus 1)
Masing-masing
sekutu selalu mendapatkan bagian laba yang sama.
Misalnya : A menyetor = Rp 51.000.000
B menyetor = Rp 54.000.000
C menyetor = Rp 45.000.000
Jumlah modal disetor Rp 150.000.000
Maka apabila persekutuan
memperoleh laba Rp 9.000.000,- dan metode pembagian laba memakai metode
dibagi sama maka rerata masing-masing sekutu mendapatkan laba Rp 3.000.000
(9.000.000 ÷3 ).
2. Laba Dibagi Dengan Rasio Tertentu (Kasus 2)
Misalnya
: Sekutu A = Rp 51.000.000
Sekutu B = Rp 54.000.000
Sekutu C = Rp 45.000.000
Rp 150.000.000
Laba
atau rugi persekutuan dibagi dengan rasio 3 : 4 : 3, dengan laba Rp 9.000.000
Maka
:
Sekutu A = 30 % x Rp 9.000.000 = Rp 2.700.000
Sekutu B = 40 % x Rp 9.000.000 = Rp 3.600.000
Sekutu C = 30 % x Rp 9.000.000 = Rp 2.700.000
3. Laba Dibagi Dengan
Rasio Modal (Kasus
3)
yang jenisnya
antara lain:
a. Modal Mula-mula
adalah modal masing-masing sekutu pada saat persekutuan berdiri.
b. Modal Awal Periode
adalah saldo modal pada awal periode yang bersangkutan. Pada umumnya
saldo modal masing-masing sekutu setiap
periodenya mengalami perubahan karena berbagai
macam sebab, seperti :
macam sebab, seperti :
a) Setoran modal.
b) Penarikan modal.
c) Pemindahan saldo
rekening prive.
d) Bagian laba.
e) Pembebanan bagian
rugi.
c. Modal Akhir Periode adalah saldo rekening “
Modal “ pada akhir periode sebelum pemindahan
saldo rekening “ prive “ dan pembagian laba
atau rugi. Pada umumnya saldo modal akhir ini setiap
periodenya
juga mengalami perubahan.
d. Modal Rata-rata
adalah modal rata-rata masing-masing sekutu selama satu periode.
e. Dalam menghitung
besarnya modal rata-rata ini ada 2 faktor yang diperhitungkan, yaitu saldo
modal
dan jangka waktu, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Untuk
menguji pemahaman Saudara mengenai metode pembagian laba rugi (cara ke 3)
ini, silakan saudara mengerjakan latihan
berikut ini. (Cermatilah cara menghitung dan analisisnya seperti “Clue” yang
ada ditabel tersebut)
LATIHAN 1
Perhatikan rekapitulasi saldo modal sekutu X, Y dan Z pada
Tahun 2000 di bawah ini, untuk
menjawab soal no. 1 sampai dengan 4!
Sekutu
|
Periode
|
Saldo Modal
|
Sekutu X
|
1/1-1999
1/5-1999
1/9-1999
|
Rp. 64.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 75.000.000
|
Sekutu Y
|
1/1-1999
1/7-1999
|
Rp. 64.000.000
Rp. 74.000.000
|
Sekutu Z
|
1/1-1999
1/4-1999
1/8-1999
|
Rp. 60.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 80.000.000
|
Laba yang dibagi pada akhir tahun 1999 adalah sebesar
Rp 25.000.000
|
1.
Berdasarkan tabel di atas hitunglah pembagian
rugi-laba persekutuan X, Y dan Z berdasarkan saldo modal awal!
2.
Berdasarkan tabel di atas hitunglah pembagian
rugi-laba persekutuan X, Y dan Z berdasarkan saldo modal akhir!
3.
Bila ada tambahan informasi sebagai berikut:
Bunga modal 10%, Gaji perbulan X, Y dan Z masing-masing Rp. 600.000, Rp.
600.000, dan Rp. 750.000, Bonus 5% untuk X karena prestasi kerjanya. Pembagian
laba perusahaan pada akhir tahun 1999 meningkat menjadi Rp. 50.000.000, maka:
3.1. Hitunglah
pembagian laba mereka setelah bunga modal, gaji dan bonus mereka dengan metode
rasio modal rata-rata.
3.2.
Buatlah
laporan perubahan modal bila diketahui prive X, Y dan Z masing-masing Rp.
5.000.000, Rp. 6.500.000, dan Rp. 6.500.000.
4. Buatlah
jurnal dari semua transaksi akuntansi dari soal no. 3 dan laporan perubahan
modalnya!
Langkah
pengerjaan kasus 3, Latihan 1:
(a) Hitung rasio modal
rata-ratanya dengan melihat periodenya; (b)
Hitung bunga modal masing-masing = prosentase x Jml modal rata-ratanya. (c) Hitung
gaji disetahunkan untuk masing-masing sekutu. (d) Buatlah daftar perhitungan
pembagian laba yang disusun mulai dari bunga modal, gaji sampai pada bonus,
kemudian ketiganya dijumlahkan. (e) Laba perusahaan total dikurangi jumlah tersebut
kemudian sisanya dibagi sebesar rasio modal rata-ratanya.
Pembagian Laba dengan
Perhitungan Khusus
Dalam metode ini, semua faktor yang menentukan besarnya andil masing-masing
sekutu di dalam menghasilkan laba atau rugi. Perubahan metode pembagian laba
ini harus disetujui oleh para sekutu. Metode pembagiannya adalah sebagai
berikut :
1. Laba
dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
2. Laba
dibagi dengan memperhitungkan Gaji dan/ atau Bonus
3. Laba
dibagi dengan memperhitungkan Bunga modal, Gaji dan/ atau Bonus
4.
Penghitungan Perubahan Metode Pembagian Laba
5. Jurnal
Pembagian Laba
1. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal
Dalam metode ini,
bunga modal dan sisanya dibagi menurut metode laba dibagi rata, rasio tertentu,
atau rasio modal. Bunga dapat dihitung berdasarkan rasio modal sebagai berikut:
1. Modal mula-mula
2. Modal awal periode
3. Modal akhir periode
4. Modal rata-rata
5. Kelebihan modal diatas jumlah
tertentu.
Besarnya bagian laba masing-masing sekutu adalah sama dengan
bunga modal ditambah bagian sisanya. Apabila setelah diperhitungkan bunga
tersebut menjadi minus, yang berarti rugi, maka besarnya bagian laba
masing-masing sekutu adalah sama dengan bunga modal dikurangi dengan bagian
sisa rugi. Bunga modal ini hanya sebagai alat pembagian laba saja, sehingga
tidak mempengaruhi besarnya laba
2 Laba dibagi
dengan memperhitungkan Gaji dan/ atau Bonus
Di dalam metode ini laba yang ada dikurangi gaji dan atau
bonus terlebih dahulu baru kemudian sisanya dibagi menurut laba dibagi rata,
rasio tertentu atau metode rasio modal.
sehingga sisa tersebut dapat positif maupun negatif. Bila
negatif berarti mengalami rugi riil meskipun sebenarnya ada laba namun setelah
dikurangi gaji dan bonus menjadi rugi karena gaji dan bonusnya terlalu besar.
Gaji biasanya dihitung dalam satuan waktu satu tahun (disetahunkan) sedangkan
bonus dihitung dengan prestasi atau berdasarkan setoran modalnya.
3. Laba dibagi dengan memperhitungkan Bunga Modal, Gaji
dan/ atau Bonus
Dalam metode ini pertama-tama laba dikurangi bunga modal,
gaji dan bonus (gabungan metode 1 dan 2) kemudian sisanya dibagi menurut metode
laba dibagi rata, rasio tertentu atau metode rasio modal. Dalam metode ini,
semua faktor yang menentukan besarnya andil masing-masing sekutu di dalam
menghasilkan laba atau rugi. Perubahan metode pembagian laba ini harus
disetujui oleh para sekutu.
Contoh Soal:
Perhatikan tabel Fa “X” tentang rekapitulasi setoran
modal masing-masing sekutu menurut periodenya
Periode setoran
|
Sekutu X
|
Sekutu Y
|
Sekutu Z
|
1 Jan 2001
|
55.000.000
|
65.000.000
|
60.000.000
|
1 April
2001
|
60.000.000
|
-
|
-
|
1 Juni 2001
|
65.000.000
|
70.000.000
|
60.000.000
|
1 Agustus
2001
|
75.000.000
|
72.000.000
|
75.000.000
|
1 Sept 2001
|
-
|
78.000.000
|
-
|
Apabila
dalam satu tahun operasi Fa “X” memperoleh laba sebesar Rp 36.000.000,- maka
Hitunglah :
1. Pembagian laba
masing-masing sekutu berdasarkan metode rasio tertentu!
2. Pembagian laba
masing-masing sekutu berdasarkan metode modal awal!
3. Pembagian laba
masing-masing sekutu berdasarkan metode modal akhir!
4. Pembagian laba
masing-masing sekutu berdasarkan metode modal rata-rata!
5. Buatlah jurnal
untuk pencatatan laba dengan metode rata-rata!
6. Buatlah laporan
perubahan modal setelah penentuan laba berdasarkan metode rata-rata!
Jawaban Soal I:
Diketahui komposisi setoran modal masing-masing sekutu sebagai
berikut:
Periode setoran
|
Sekutu X
|
Sekutu Y
|
Sekutu Z
|
1 Jan 2001
|
55.000.000
|
65.000.000
|
60.000.000
|
1 April
2001
|
60.000.000
|
-
|
-
|
1 Juni 2001
|
65.000.000
|
70.000.000
|
60.000.000
|
1 Agustus
2001
|
75.000.000
|
72.000.000
|
75.000.000
|
1 Sept 2001
|
-
|
78.000.000
|
-
|
255.000.000
|
285.000.000
|
195.000.000
|
Maka perhitungan
Laba Rugi untuk masing-masing metode sebagai berikut:
1.
Metode rasio tertentu
Jumlah Modal
|
Proporsi
|
Laba yang dibagi dengan
|
|
Sekutu
|
Rasio tertentu
|
||
X 255,000,000,-
|
0,35*
|
36.000.000
|
12.489.796
|
Y 285,000,000,-
|
0,39
|
36.000.000
|
13.959.184
|
Z 195,000,000,-
|
0,27
|
36.000.000
|
9.551.020
|
100%
|
36.000.000
|
2.
Metode Modal awal
Jumlah Modal
|
Proporsi
|
Laba yang dibagi dengan
|
|
Sekutu
|
Rasio tertentu
|
||
X 55,000,000,-
|
0,31*)
|
36.000.000
|
11.000.000
|
Y 65,000,000,-
|
0,36
|
36.000.000
|
13.000.000
|
Z 60,000,000,-
|
0,33
|
36.000.000
|
12.000.000
|
100%
|
36.000.000
|
3. Metode Modal Akhir
Jumlah Modal
|
Proporsi
|
Laba yang dibagi dengan
|
|
Sekutu
|
Rasio tertentu
|
||
X 75,000,000,-
|
0,33
|
36.000.000
|
11.842.105
|
Y 78,000,000,-
|
0,34
|
36.000.000
|
12.315.789
|
Z 75,000,000,-
|
0,33
|
36.000.000
|
11.842.105
|
100%
|
36.000.000
|
4. Metode Modal Rata-rata
Sekutu
|
Periode
|
Modal
|
Modal Rerata
|
X
|
1/1 - 1/4 = 3/12
|
55.000.000
|
13.750.000
|
1/4 - 1/6 = 2/12
|
60.000.000
|
10.000.000
|
|
1/6 - 1/8 = 2/12
|
65.000.000
|
10.833.333
|
|
1/8 - 31/12 = 5/12
|
75.000.000
|
31.250.000
|
|
65.833.333
|
|||
Y
|
1/1 - 1/6 = 5/12
|
65.000.000
|
27.083.333
|
1/6 - 1/8 = 2/12
|
70.000.000
|
11.666.667
|
|
1/8 - 1/9= 1/2
|
72.000.000
|
6.000.000
|
|
1/9 - 31/12 = 4/12
|
78.000.000
|
26.000.000
|
|
70.750.000
|
|||
Z
|
1/1 - 1/6 = 5/12
|
60.000.000
|
25.000.000
|
1/6 - 1/8 = 2/12
|
60.000.000
|
10.000.000
|
|
1/8 - 31/12 = 5/12
|
75.000.000
|
31.250.000
|
|
66.250.000
|
Jumlah Modal
|
Proporsi
|
Laba yang dibagi dengan
|
|
Rerata Sekutu
|
Rasio tertentu
|
||
0,32
|
36.000.000
|
11.520.000
|
|
Y 70,750,000,-
|
0,35
|
36.000.000
|
12.600.000
|
Z
66,250,000,-
|
0,33
|
36.000.000
|
11.880.000
|
100%
|
36.000.000
|
Jurnal-jurnal yang diperlukan dalam pembagian laba:
Rugi – laba
|
36.000.000,-
|
|
Modal X
|
11.742.362
|
|
Modal Y
|
12.440.958
|
|
Modal Z
|
11.816.680
|
Laporan Perubahan Modal
Keterangan
|
Setoran X
|
Setoran Y
|
Setoran Z
|
Saldo
|
55.000.000
|
65.000.000
|
60.000.000
|
Setoran
|
20.000.000
|
13.000.000
|
15.000.000
|
Laba
|
11.742.362
|
12.440.958
|
11.816.680
|
Prive
|
( 6.000.000 )
|
( 7.500.000 )
|
( 6.500.000)
|
Modal akhir
|
80.692.800
|
82.887.600
|
80.419.600
|
Setoran = Saldo akhir – Saldo awal
|
II. Menghitung pembagian Laba
dengan memperhitungkan Bunga Modal, Gaji dan Bonus
Periode setoran
|
Sekutu X
|
Sekutu Y
|
Sekutu Z
|
1 / 1’ 01
|
55.000.000
|
65.000.000
|
60.000.000
|
1 / 4 ‘01
|
60.000.000
|
-
|
-
|
1 / 6 ‘01
|
65.000.000
|
70.000.000
|
60.000.000
|
1 / 8 ‘01
|
75.000.000
|
72.000.000
|
75.000.000
|
1 / 11 ‘01
|
-
|
78.000.000
|
-
|
Laba yang dibagi Rp 36.000.000. Masing-masing sekutu
melakukan prive sbb:
Sekutu X 6.000.000
Sekutu Y 7.500.000
Sekutu Z 6.500.000
Diketahui informasi sebagai berikut:
a) laba Rp 40.000.000
b) gaji sekutu X = Rp 550.000
c) gaji sekutu Y = Rp 700.000
d) gaji sekutu Z = Rp 450.000
e) bonus untuk sekutu Y sebesar 5 % dari laba total
f) bunga modal 5% dari modal awal
g) proporsi pembagian laba berdasarkan rasio modal awal.
Pertanyaan:
Hitung berapa pembagian laba-rugi setelah memperhitungkan
bunga modal; gaji & bonus?
Jawaban permasalahan soal II
Keterangan
|
Total
|
Sekutu X
|
Sekutu Y
|
Sekutu Z
|
Total
|
Jumlah
Setoran Modal Awal
|
180.000.000
|
0,3055~0,31
|
0,36
|
0,33
|
100%
|
BUNGA
5% dari setoran Modal awal
|
9.000.000
|
||||
X.
|
2.750.000
|
||||
Y.
|
3.250.000
|
||||
Z.
|
3.000.000
|
||||
Total bunga
|
9.000.000
|
||||
GAJI
|
|||||
X.
|
550.000
|
6.600.000
|
|||
Y.
|
700.000
|
8.400.000
|
|||
Z.
|
450.000
|
5.400.000
|
|||
Total
gaji
|
20.400.000
|
||||
BONUS
|
|||||
B.
5 % x 40.000.000
|
-
|
2.000.000
|
-
|
2.000.000
|
|
Sisa (saldo)
LABA :
|
|||||
40.000.000
– 31.400.000
|
8.600.000
|
||||
X.
0,306 x 8.600.000
|
2.631.600
|
||||
Y.
0,361 x 8.600.000
|
3.104.600
|
||||
Z.
0,333 x 8.600.000
|
2.863.800
|
||||
Laba
masing-masing
|
11.981.600
|
16.754.600
|
11.263.800
|
40.000.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar