Senin, 01 Agustus 2016

BAHAN AJAR PENGANTAR BISNIS


                                           I.     PENDAHULUAN

1.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

1.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setalah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian bisnis, baik secara umum maupun secara khusus.
2.       Menjelaskan latar belakang terjadinya bisnis.
3.       Mengungkapkan berbagai manfaat bisnis.
4.       Mengungkapkan berbagai tujuan bisnis.
5.       Menjelaskan unsur-unsur bisnis.
6.       Menjelaskan langkah-langkah dalam berbisnis.
7.       Mengungkapkan masalah-masalah dalam bisnis.


1.3         Pengertian Bisnis

1.       Pengertian Secara Umum
          Bisnis merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi.  Istilah ekonomi di sini mengandung pengertian yang dapat dilihat dari:
a.       Berdasarkan sudut pandang individual, Ekonomi adalah segala tingkah laku manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.      Berdasarkan sudut padang dunia usaha, Ekonomi adalah segala tingkah laku manusia dalam rangka menciptakan pendapatan.
c.       Bardasarkan sudut pandang pemerintah atau sacara makro, Ekonomi adalah segala tingkah laku manusia dalam rangka mencapai kemakmuran.
                   Perekonomian ada berbagai macam yang umumnya di setiap negara menggunakan sistem perekonomian yang berbeda.  Adapun bentuk sistem perekonomian di dunia terdiri dari:
          a.       Kapitalisme
         Dalam sistem ini, seseorang bebas untuk memiliki kekayaan, perusahaan, bersaing secara bebas dalam pasar, dan menentukan miliknya kemudian.  Hubungannya dengan pasar, bahwa seseorang bebas memilih dan membuat barang dan jasa yang diinginkan.
          b.      Sosialisme
         Seseorang relatif bebas untuk memilih tempat yang diinginkan, tapi pemerintah ikut campur tangan dengan berusaha menyesuaikan kebutuhan individu kepada kebutuhan masyarakat.  Dalam pemerintahan sosialis, jika perusahaan dianggap penting untuk mendukung perekonomian bangsa dan kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih efisien, maka pemerintah dapat ikut ambil bagian atau memasuki dunia industri dengan bertindak sebagai pemilik.
          c.       Fasisme
         Seseorang bebas memilih tempat yang diinginkan atas persetujuan pemerintah.  Umumnya sistem ini bersifat dictator karena industri dikuasai oleh pemerintah.
          d.      Komunisme
         Semua pekerjaan ditentukan oleh Negara dan setiap orang bekerja untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.  Semua bisnis, jenis, dan penggunaan alat apa saja ditentukan oleh pemerintah.
          e.       Pancasila
         Semua kegiatan yang memiliki dasar pertimbangan dan pemikiran dari kelima sila yang ada dalam Pancasila.
2.       Pengertian dan  istilah dalam kegiatan bisnis antara lain:
a.       Perusahaan adalah rumah tangga yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi, sehingga menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh laba.
b.      Badan Usaha adalah lembaga atau institusi yang memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.  Adapun tujuan dari Badan Usaha, yaitu:
                   -        Profit Motive, merupakan tujuan untuk mencari laba.
                   -        Public Service, merupakan tujuan untuk memberikan pelayanan umum.
c.       Wiraswasta merupakan orang yang mampu menanggulangi masalah ekonominya tanpa tergantung orang lain (wira = ksatria, swa = sendiri, sta = usaha).
          d.      Bedrijft (dari Bahasa Belanda) artinya sama dengan badan usaha.

          Pengertian-pengertian tersebut adalah istilah umum yang mendukung kegiatan bisnis.  Istilah-istilah ini berhubungan dengan Pengantar Bisnis yang menjadi pokok pembahasan ini.

1.4         Latar Belakang

          Adapun yang melatarbelakangi terjadinya kegiatan bisnis dapat terdiri dari berbagai aspek, antara lain:
1.       Hobi
                   Sesuatu hal yang disenangi dan mempunyai motivasi dalam bidang bisnis.
2.       Keturunan
          Dikarenakan tumbuh dan berkembangnya seseorang pada keluarga yang menggeluti bisnis.
3.       Jenuhnya Kesempatan Kerja
          Apabila tingkat tenaga kerja yang semakin banyak dan tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang semakin luas pula, maka akan menimbulkan pengangguran.  Untuk tetap memenuhi kebutuhan pada masa sedikitnya kesempatan kerja ini, maka kita dapat melakukan bisnis.
4.       Pertambahan Penduduk
          Dengan pertambahan penduduk yang semakin padat, maka kita tetap dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas ini.  Adapun salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan berbisnis.
5.       Kekuatan yang Dimiliki (Strength)
          Apabila kita memiliki kekuatan lebih untuk melakukan bisnis, maka kita dapat memanfaatkan kekuatan tersebut.  Kekuatan ini, misalnya: lokasi yang strategis.
6.       Peluang (Opportunity)
          Untuk melaksanakan bisnis, kita juga harus dapat melihat peluang-peluang yang mendukung suksesnya bisnis.
7.       Lingkungan
          Merupakan latar belakang yang memberi pengaruh pada pelaksanaan bisnis. 

1.5         Manfaat Bisnis

          Selain latar belakang tersebut di atas, yang menjadi alasan mengapa orang berbisnis dapat dikarenakan manfaat dari berbisnis secara makro, antara lain:
1.       Bisnis dapat menyerap tenaga kerja.
2.       Bisnis dapat meningkatkan pendapatan, sehingga meningkatkan kemakmuran.
3.       Bisnis merupakan kegiatan transfer of knowledge.

1.6         Tujuan Bisnis

          Tujuan dari bisnis, antara lain:
1.       Untuk memperoleh laba.
2.       Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3.       Untuk meningkatkan ekspansi atau meluaskan perusahaan.
4.       Untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
5.       Untuk mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya (dalam rangka memuaskan konsumen).
6.       Untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

1.7         Unsur-unsur Pelaksanaan Bisnis

          Unsur-unsur yang mendukung suksesnya pelaksanaan bisnis, meliputi:
1.       Individu pelaksana bisnis itu sendiri atau yang bersangkutan.
2.       Semangat atau jiwa bisnis yang dimiliki pelaksana.
3.       Organisasi atau kelembagaan yang mendukungnya.
4.       Kemampuan yang dimiliki, antara lain:
a.              Sumber Daya Manusia (SDM).
b.             Sumber Daya Alam (SDA).
c.              Kemampuan Manajerial.

5.       Lingkungan yang berperan, terdiri dari:
a.              Intern, meliputi:
-        Kekuatan (Strength) yang dimiliki.
-        Kelemahan (Weakness) yang perlu penanggulangan dari kekuatan yang kita miliki.
b.             Ekstern, meliputi:
-        Peluang (Opportunity).
-        Tantangan (Threats) yang akan dihadapi, dapat berupa:
         *        Pesaing.
         *        Embargo.
         *        Proteksi.
         *        Pajak yang Tinggi, dan lain-lain.

1.8         Langkah-langkah dalam Berbisnis

          Dalam menjalankan bisnis, kita perlu mengetahui langkah-langkah yang perlu kita laksanakan kelak.  Adapun langkah yang perlu kita ambil, antara lain:
1.       Menentukan jenis bisnis melalui analisis lingkungan.
2.       Memilih bentuk perusahaan.
3.       Memilih lokasi bisnis.
4.       Pengadaan prasarana dan sarana bisnis.
5.       Pengelolaan:
a.              Produksi.
b.             Pemasaran.
c.              Keuangan.
d.             Sumber Daya Manusia.
e.              Administrasi.
6.       Pengembangan Bisnis.
7.       Penutupan Bisnis.

1.9         Masalah dalam Berbisnis

          Menjalankan kegiatan bisnis, selain mengetahui langkah-langkah pelaksanaan bisnis, kita juga harus memperhatikan masalah yang mungkin kelak dihadapi, jadi kita dapat memikirkan awal bagaimana penanggulangan masalah tersebut.  Masalah yang umumnya sering terjadi dalam berbisnis, antara lain:
1.       Bangkrut.
2.       Persaingan yang ketat.
3.       Volume penjualan menurun.
4.       Modal kurang.
5.       Sumber daya manusia dan produktivitas rendah.
6.       Produktivitas tidak optimal.
7.       Administrasi tidak efektif, dan lain-lain.



1.10     Soal-soal Latihan

1.            Jelaskan berbagai pengertian ekonomi yang saudara ketahui
2.            Jelaskan pengertian bisnis yang saudara ketahui
3.             Apa saja yang melatarbelakangi orang berbisnis
4.             Bangaimana langkah-langkah dalam menyelenggarakan bisnis secara umum.

 II.    PENENTUAN JENIS BISNIS

2.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

2.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pertimbangan penentuan bisnis.
2.       Mengungkapkan metode penentuan bisnis.
3.       Menjelaskan jenis-jenis bisnis.

2.3         Dasar Pertimbangan

          Penentuan jenis bisnis merupakan langkah awal dalam pelaksanaan bisnis, jadi untuk melaksanakan langkah tersebut diperlukan pertimbangan, antara lain:
1.       SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats) atau Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan.
2.       Besar kecilnya laba yang kita miliki.
3.       Kemampuan yang dimiliki.
4.       Lingkungan sekitar yang mendukung, dan lain-lain.

2.4         Metode Penentuan Jenis Bisnis

          Metode yang dapat kita lakukan untuk menentukan jenis bisnis, meliputi:
1.       Metode Kualitatif
          a.       Historis (Sejarah)
         Metode ini dapat berupa pengalaman yang telah dilakukan, baik diri sendiri atau orang lain, sehingga kita melanjutkan hal-hal yang mendukung suksesnya bisnis serta kita mengetahui masalah yang kemungkinan akan terjadi dan kita melakukan kesalahan yang sama di pengalaman lalu.
          b.      Masalah yang Terjadi
         Dengan melihat musibah yang sedang terjadi, dapatlah kita menentukan jenis bisnis yang dapat menyelesaikan ataupun menanggulangi musibah tersebut.
          c.       Membaca Lingkungan
         Metode ini dapat kita gunakan dalam menentukan jenis bisnis yang sesuai dengan lingkungan sekitar kita.


          d.      Analisis SWOT
         Dalam metode ini, kita dapat melakukan penentuan bisnis yang memiliki peluang yang besar dan kita mampu pula melaksanakannya.
          e.       Pendapat para Ahli
         Berdasarkan metode ini, kita menentukan jenis bisnis yang telah dilakukan orang lain yang sukses, sehingga kita dapat mengulang kesuksesan yang dicapai orang tersebut.
          f.       Waktu
2.       Metode Kuantitatif
          Selain metoda di atas, penentuan bisnis dapat pula dilakukan dengan jalan kuantitatif (perhitungan), yaitu:
          a.       Presentasi data yang dibisniskan.
          b.       Analisis Trend.
          c.       Forecast.

2.5         Jenis Bisnis

1.       Berdasarkan kebutuhan, meliputi:
a.              Pokok.
b.             Sandang.
c.              Tersier.
2.       Berdasarkan baru tidaknya jenis bisnis:
a.              Bisnis baru.
b.             Bisnis tiruan.
3.       Berdasarkan bidangnya, meliputi:
a.              Perdagangan.
b.             Perindustrian.
c.              Perhotelan.
d.             Pariwisata, dan lain-lain.

2.6         Soal-soal Latihan

1.            Mengapa dalam berbisnis sebaiknya diawali dengan penentuan jenis bisnis, jelaskan.
2.            Faktor apa saja yang sebaiknya dipertimbangkan dalam penentuan jenis bisnis.
3.            Jelaskan berbagai metoda penentuan jenis bisnis.
4.            Ungkapkan berbagai jenis bisnis yang saudara ketahui.












III.  PEMILIHAN DAN PENDIRIAN BENTUK PERUSAHAAN

3.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

3.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan dasar pertimbangan, pemilihan, dan pendirian bentuk perusahaan.
2.       Menjelaskan jenis-jenis perusahaan.

3.3         Dasar Pertimbangan

          Dasar pertimbangan pemilihan dan pendirian bentuk perusahaan, meliputi:
1.       Laba atau sasaran yang akan dicapai.
2.       Kemampuan yang dimiliki, terdiri dari:
a.              Sumber Daya Manusia.
b.             Sumber Daya Alam.
c.              Sumber Daya Manajerial.
d.             Sumber Informasi Manajemen.
3.       Analisis SWOT.
4.       Modal yang dimiliki maupun yang diperlukan untuk memulai usaha.
5.       Tenaga kerja yang tersedia.
6.       Peraturan pemerintah yang mengatur dan berlaku.
7.       Syarat yang harus dipertimbangkan.
8.       Lingkungan, dan lain-lain.

3.4.       Jenis Perusahaan

          Jenis perusahaan dibedakan berdasarkan:
1.       Berdasarkan Bidang Usaha terdiri dari :
a.              Agraris, meliputi pertanian, perikanan, dan lain-lain.
b.             Ekstraktif, meliputi bahan galian tambang.
c.              Industri, meliputi proses input menjadi output.
d.             Perdagangan.
e.              Jasa, contohnya pegadaian.
2.       Berdasarkan Proses Produksi:
a.              Analisis, adalah bentuk perusahaan yang mengelola satu bahan baku menjadi banyak hasil produksi.
b.             Sintesis, adalah bentuk perusahaan yang menggunakan berbagai macam bahan baku menjadi hasil satu produksi.
c.              Pabrikan, adalah bentuk perusahaan yang mengubah input menjadi output melalui proses pabrikan.
d.             Jasa, adalah bentuk perusahaan yang bersifat nonmaterial.
3.       Berdasarkan Skala (Ukuran besar-kecilnya)
a.              Perusahaan kecil.
b.             Persusahaan menengah /sedang.
c.              Perusahaan besar.
4.             Berdasarkan Kerjasamanya
a.       Trust
                   Trust adalah kerjasama beberapa perusahaan yang melebur modalnya jadi satu dengan tujuan untuk mamajukan perekonomian.
b.      Kartel
                   Kartel adalah kerjasama beberapa perusahaan sejenis dengan perjanjian di bidang tertentu, seperti:
          -        Kartel Harga.
          -        Kartel Wilayah.
          -        Kartel Produksi, dan lain-lain.
c.       Holding Company
                   Holding Company adalah kerjasama beberapa perusahaan dalam pengambilalihan sebuah perusahaan oleh perusahaan lain, yang lebih kuat keuangannya dengan membeli saham-sahamnya.


d.      Consern
         Concern adalah kerjasama beberapa perusahaan di bidang tertentu secara spesifik.
e.       Joint Ventura
         Joint Ventura adalah kerjasama beberapa perusahaan yang berasal dari domestik atau antarnegara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan ekonomi yang lebih padat, seperti dalam bidang:
-        Lisensi.
-        Assembling.
-        Skill.
-        Manufactur.
-        Modal (Invest).
f.       Asosisasi
                   Asosiasi dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
          -        Paralelisasi.
          -        Integrasi.
          -        Diversifikasi.
          -        Merger.
          -        Konsinasi.
5.       Berdasarkan Cara Pendiriannya (Badan Hukum yang dimiliki)
a.             Perusahaan Perseorangan
         Perusahaan Perseorangan adalah perusahaan yang didirikan oleh individu selaku perseorangan yang modalnya berdasarkan kekayaan pribadinya yang segala urusannya menjadi tangung jawabnya dengan cirri-ciri:
-        Modalnya terbatas.
-        Resiko yang harus dihadapi kecil.
-        Pendiriannya relatif murah.
-        Administrasi tidak teratur dan tidak tertib.
-        Tidak ada pemisahan antara urusan pribadi dan perusahaan.
-        Rahasia terjamin.
-        Tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas.
-        Tidak efektif dan efisien.
-        Manajemennya berdasarkan pengalaman.
b.             Firma (Fa)
         Firma (Fa) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dimana tanggung jawab masing-masing firma tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut bersama-sama dan jika rugi semuanya ikut menanggung.  Syarat pendiriannya adalah membuat surat permohonan ke Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan Departemen Kehakiman.
         Kebaikan Firman, antara lain:
-                Modal relatif lebih besar dari usaha perseorangan.
-                Mudah memperoleh kredit.
-                Kemampuan manajemen lebih besar karena ada pembagian kerja antara anggota.
-                Pendiriannya mudah.
         Keburukan Firman, antara lain:
-                Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
-                Kelangsungan perusahaan tidak menentu.
-                Kerugian akibat seseorang anggota harus ditanggung bersama.
-                Syarat dan prosedurnya rumit.
-                Sering terjadi perselisihan.
c.              Perseroan Komanditer (Comanditare Vennotschap / CV)
         Perseroan Komanditer (CV) menurut Kitab Undang Undang Hukum Dagang Pasal 19 adalah sutau bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.  Atau dengan kata lain Persekutuan Komanditer adalah bentuk perusahaan yang modalnya terdiri dari saham biasa dan komanditer dengan tanggung jawab yang berbeda.  Dimana saham biasa tanggung jawabnya hanya sebesar nilai sahamnya sedangkan saham komanditer tanggung jawabnya tak terbatas.
         Keanggotaan dalam Persekutuan Komanditer, terdiri atas beberapa sekutu, antara lain:
-                Sekutu Pemimpin (General Partner)
          Sekutu Pemimpin adalah anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus, umumnya modal yang disetor lebih besar dari anggota lain.
-        Sekutu Terbatas (Limited Partner)
-        Sekutu Diam (Silent Partner)
          Sekutu Diam adalah anggota yang tidak ikut aktif dalam kegiatan perusahaan, tetapi diketahui umum bahwa mereka anggota Persekutuan Komanditer.
-        Sekutu Rahasia (Secret Partner)
          Sekutu Rahasia adalah anggota yang aktif, tetapi tidak diketahui umum bahwa mereka sebenarnya termasuk anggota.
-        Sekutu Dormant (Dormant Partner)
          Sekutu Dormant adalah anggota yang tidak aktif peranannya di dalam perusahaan dan tidak diketahui umum bahwa mereka sebenarnya termasuk anggota.
-        Sekutu Nominal (Nominal Partner)
          Sekutu Nominal adalah anggota yang sebenarnya bukan pemilik perusahaan, tetapi ia selalu memberikan saran kepada anggota lain dengan kata-kata atau tindakan seperti partner.
-        Sekutu Senior dan Yunior
          Sekutu Senior dan Yunior adalah anggota yang ditentukan berdasarkan pada lama bekerjanya dalam perusahaan.
Kebaikan Perseroan Komanditer, antara lain:
-        Modal yang dikumpulkan lebih besar.
-        Mudah mendapat kredit.
-        Kemampuan manajemen lebih baik.
-        Pendiriannya mudah, yaitu tidak melalui Kehakiman
         Keburukan Perseroan Komanditer, antara lain:
-        Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.
-        Kelangsungan hidup tidak menentu.
-        Sulit untuk menarik kembali modal.
d.             Perseroan Terbatas (PT)
         Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu bentuk perusahaan yang modalnya tediri dari saham-saham dengan tanggung jawab terbatas sebesar nilai saham yang dimiliki.  Saham Perseroan Terbatas terbagi atas:
-        Saham Istimewa, dengan cirri-ciri:
         *        Suara lebih didengar.
         *        Pendapatan berupa deviden lebih diutamakan.
-        Saham Biasa
         Jenis-jenis Perseroan Terbatas, antara lain:
-        Perseroan Terbatas Perseorangan
          Perseroan Terbatas Perseorangan memiliki cirri-ciri, yaitu saham dipegang oleh satu orang pemegang saham yang juga menjadi direktur perusahaan tersebut.

-        Perseroan Terbatas Terbuka
          Perseroan Terbatas Terbuka memiliki cirri-ciri, yaitu saham boleh dimiliki oleh setiap orang.
-        Perseroan Terbatas Tertutup
          Perseroan Terbatas Tertutup memiliki cirri-ciri, yaitu saham hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di dalam perusahaan.
-        Perseroan Terbatas Kosong
          Perseroan Terbatas Kosong merupakan perusahaan yang tidak menjalankan usaha lagi hanya tinggal namanya saja.
e.              Perusahaan Negara
         Perusahaan Negara adalah bentuk perusahaan yang modalnya dari kekayaan negara yang disisihkan untuk bisnis.  Macam-macam perusahaan negara, antara lain:
-        Perusahaan Umum (Perum), adalah perusahaan negara dengan bidang usaha berupa jasa-jasa vital.
-        Perusahaan Jawatan (Perjan), adalah perusahaan negara dengan bidang usaha untuk kesejahteraan umum.
-        Perusahaan Perseroan (Persero), adalah perusahaan negara yang modalnya berupa saham, contohnya BUMN.
f.              Perusahaan Daerah
         Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya dari kekayaan daerah yang disisihkan dengan tujuan untuk mencari laba guna pembangunan daerah.
g.             Koperasi
         Koperasi adalah bentuk perusahaan yang anggotanya terdiri dari orang atau lembaga yang bekerja sama atas azas kekeluargaan dengan tujuan bisnis dan memberikan pelayanan umum.  Pengertian Koperasi menurut Undang Undang dibagi menjadi:
-        Undang Undang Nomor 12 Tahun 1967, Koperasi merupakan public service.
-        Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi merupakan kegiatan bisnis dan pelakunya harus mempunyai jiwa bisnis.
h.             Yayasan
         Yayasan adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang public service yang modalnya berasal dari para donatur dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3.5     Soal-soal Latihan

1.       Ungkapkan berbagai dasar pertimbangan dalam memilih bentuk perusahaan.
2.       Ungkapkan berbagai bentuk perusahaan yang saudara ketahui.
3.       Ungkapkan berbagai kebaikan dan keburukan masing-masing bentuk       perusahaan.
4.       Bila saudara akan berbisnis maka jenis dan bentuk perusahaan apa yang                 sebaiknya saudara pilih.




IV.  PENENTUAN LOKASI BISNIS

4.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

4.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian lokasi bisnis.
2.       Mengungkapkan factor-faktor penentu lokasi bisnis.
3.       Menjelaskan penentuan lokasi bisnis

4.3         Pengertian Lokasi Bisnis

          Lokasi bisnis adalah tempat yang menjadi pusat kegiatan bisnis, baik teknis, administrasi, ataupun manajerial.  Lokasi juga juga mempengaruhi sukses atau tidaknya bisnis, jadi kita harus memilih lokasi strategis, dimana lokasi strategis merupakan lokasi memilih kemudahan dalam faktor berikut:
1.       Mudah mencari faktor produksi.
2.       Mudah mengembangkan bisnis.
3.       Mudah menjual produksi.
4.       Mudah memproduksi.

4.4         Faktor yang Dipertimbangan  dalam Penentuan Lokasi Bisnis

          Faktor penentu lokasi bisnis, meliputi:
1.       Pasar yang memiliki banyak konsumen.
2.       Bahan baku dengan kualitas baik dan harga yang murah.
3.       Tenaga kerja dengan kualitas baik dan upah yang rendah.
4.       Transportasi yang lancar.
5.       Bank atau lembaga keuangan lainnya.
6.       Listrik.
7.       Air yang lancar.
8.       Pajak atau sewa yang murah.
9.       Peraturan Pemerintah mendukung.
10.     Kebudayaan mendukung.
11.     Alam yang mendukung.




4.5         Penentuan Lokasi Bisnis

1.       Pendapat A. Webber
          Dalam menentukan lokasi bisnis, carilah lingkungan yang ditinjau dari lancar atau tidaknya transportasi.  Adapun rumus yang mendukung penentuan lokasi, yaitu:
Text Box: BI   =    BB
                  HP
                                                                    
                                       
Keterangan                   :         BI     =    Bahan Indeks
                                      BB    =       Bahan Baku
                                      HP    =       Hasil Produksi
Kesimpulan         :
a.       Jika BI > 1, maka lokasi yang diambil dekat dengan bahan baku (raw material).
b.       Jika BI = 1, maka lokasi yang diambil dekat dengan bahan baku (raw material) dan pusat pasar (market).
c.       Jika BI < 1, maka lokasi yang diambil dekat dengan lokasi pasar (market).
2.       Pendapat William James Booth
          Dalam penentuan lokasi bisnis, kita dapat melakukan penilaian dan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi atau faktor penentu, kemudian dibandingkan dengan nilai standar dan dipilih dari nilai yang tertinggi.  Penilaian dari faktor-faktor penentu lokasi bisnis, contohnya dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1.  Contoh Perhitungan Penentuan Lokasi Bisnis Menurut William J.B.
No.
Faktor Penilaian
Nilai Standar
Lahan A
Lahan B
Lahan C

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

Pasar
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Transportasi
Bank atau Lembaga
Keuangan Lainnya
Listrik
Air
Pajak atau Sewa
Peraturan Pemerintah
Kebudayaan

25
20
15
9
8

7
6
5
3
2

25
16
10
8
7

6
5
4
3
2

25
20
12
8
6

5
4
3
2
1

18
18
15
7
6

4
3
2
2
0

3.       Pendapat Jackues and Terry
                   Penentuan lokasi bisnis berdasarkan ramalan sebagai berikut:
a.              Volume penjualan.
b.             Volume produksi.
c.              Biaya produksi, pemasaran, dan administrasi.
d.             Laba per unit.
e.              Laba total.
4.       Kesimpulan
          Pendapat dari ketiga ahli tersebut, masing-masing memiliki kelemahan, antara lain:
a.              A. Webber           :         Tidak memperhatikan kemajuan transportasi.
b.             William J.B.         :         Pendapatnya lebih baik dari pendapat ahli lainnya karena menganalisis juga nilai dari faktor pendukung, namun memiliki kelemahan dalam data yang terkadang kurang akurat.
c.              Jackues & Terry   :         Ramalan tidak memiliki kepastian.
          Jadi, dalam penentuan lokasi bisnis, ada beberapa alternatif utama, antara lain:
a.              Lokasi dekat dengan bahan baku.
b.             Lokasi dekat dengan pasar.
c.              Lokasi dekat dengan bahan baku dan pasar.
d.             Aglomerasi (kecenderungan berkumpul dalam satu lokasi).
e.              Deglomerasi (kecenderungan berpencar).
f.              Lokasi berdasarkan Peraturan Pemerintah.
g.             Lokasi berdasarkan faktor alam.
h.             Lokasi berdasarkan pertimbangan khusus.
i.               Lokasi berdasarkan sejarah atau histories.



4.6         Soal-soal Latihan

1.       Jelaskan peranan lokasi dalam dunia bisnis.
2.       Faktor-apa saja yang sebaiknya dipertimbangkan dalam penentuan jenis bisnis.
3.       Jelaskan berbagai teori penentuan lokasi bisnis.
4.       Ungkapkan berbagai jenis lokasi bisnis yang saudara ketahui.






V.    PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA BISNIS

5.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

5.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian prasarana dan sarana bisnis.
2.       Mengungkapkan dasar pertimbangan pengadaan prasarana dan sarana bisnis.
3.       Menjelaskan prasarana dan sarana bisnis.

5.3         Pengertian Prasarana dan Sarana Bisnis

          Prasarana dan sarana adalah unsur-unsur yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, khususnya perusahaan, baik unsur fisik (lokasi, bangunan, mesin, dan peralatan) maupun nonfisik (organisasi dan administrasi).

5.4         Dasar Pertimbangan Pengadaan Prasarana dan Sarana Bisnis

          Dalam pengadaan prasarana dan sarana bisnis, perlu pertimbangan antara lain:
1.       Target atau sasaran yang ingin dicapai.
2.       Kapasitas.
3.       Suku cadang.
4.       Umur, yang terdiri dari:
a.              Teknis, merupakan alat prasarana dan sarana sejak dibeli sampai tidak dapat dipakai lagi.
b.             Umur ekonomis, merupakan umur alat prasarana dan sarana sejak dibeli sampai saat barang tersebut tetap memperoleh laba yang sama dengan nol.
5.       Harga.
6.       Pemeliharaan (maintenance).
7.       Izin.
8.       Tenaga kerja, selaku operator.
9.       Tata letak, yang terbagi atas:
a.              Bersifat tetap.
b.             Dapat diubah sesuai selera.




5.5    Jenis Prasarana dan Sarana Bisnis

          Dalam berbisnis basar atau kecil lazimnya memerlukan prasarana dan sarana bisnis tertentu saesuai dengan kondisi dan skala perusahaan Jenis prasarana dan sarana dapa dileompokkan sabagai berikut :
1.       Prasarana dan Sarana Nonfisik
a.              Organisasi sebagai prasarana.
b.             Man, Money, Matherial, Machine, Method, Market (6M) sebagai sarana.
2.       Prasarana dan Sarana secara Fisik
a.              Berdasarkan Kapasitas, yaitu: besar, sedang, kecil.
b.             Berdasarkan Ketahanan, yaitu: permanen, semi permanen, nonpermanen.
c.              Berdasarkan Kegunaan, yaitu: umum, khusus, gabungan.

5.6    Soal-soal Latihan

1.       Benarkan dalam set5iap bisnis memerlukan prasarana dan sarana?
2.       Apa saja dasar pertimbangan dalam menentukan prasarana dan saran bisnis.
3.       Ungkapkan berbagai jenis prasarana dan saran bisnis.









VI.  PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASIONAL

6.1         Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan produksi sebagai bagian dalam pengelolaan bisnis dengan segala permasalahannya.

6.2         Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian, mengungkapkan masalah, dan memberikan contoh pengelolaan produksi.
2.      Menjelaskan berbagai faktor-faktor produksi.
3.      Menjelaskan berbagai langkah-klangkah dalam mengelola produksi.
4.      Menjelaskan berbagai contoh-contoh dalam penentuan target produksi.




6.3     Pengertian

1.       Produksi adalah proses mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk menciptakan barang, meningkatkan nilai guna (utility) suatu barang, dan untuk mengubah input menjadi output.
2.       Produk adalah hasil produksi, baik nyata maupun tidak nyata.
3.       Produktivitas adalah kemampuan sejumlah input untuk menghasilkan sejumlah output.
4.       Produktif adalah gambaran tentang faktor-faktor produksi.
5.       Produsen adalah orang yang memproses input menjadi output.

6.4.    Faktor-faktor Produksi

1.       Semua unsure yang dipergunakan dalam menciptakan output.
2.       Sumber daya.
3.       Prasarana dan sarana.
4.       Tanah, tenaga kerja, modal, keahlian, dan lingkungan.
5.       Bahan baku, peralatan, dan sumber daya manusia.

6.5.    Masalah-masalah yang Dihadapi

1.       Masalah secara umum
          a.       Target produksi tidak tercapai.
          b.       Produksi tidak optimal.
2.       Masalah secara khusus
          a.       Bahan baku bermasalah.
          b.       Tenaga kerja tidak professional.
          c.       Mesin sudah rusak.
d.             Biaya terbatas.
e.              Tata letak (lay out).
f.              Suasana kerja tidak kondusif, dan lain-lain.

6.6     Peranan

1.       Bagi Produsen
          a.       Ikut mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
          b.       Ikut mendukung pelaksanaan unsur-unsur perusahaan yang lain.
          c.       Memanfaatkan sumber daya.
2.       Bagi Konsumen
          a.       Memuaskan kebutuhan konsumen.
          b.       Membantu konsumen memilih barang.
3.       Bagi Masyarakat
a.              Ikut memanfaatkan tenaga kerja.
4.       Bagi Negara
          a.       Menambah Devisa.
5.             Bagi Lingkungan

6.7     Langkah-langkah Pengelolaan Produksi

1.       Menentukan Target Produksi (Jumlah dan Kualitas)
          a.       Menentukan koordinasi dengan bagian pemasaran.
          b.       Sesuai dengan pesanan konsumen yang langsung ke bagian produksi.
          c.       Sesuai dengan kapasitas mesin atau faktor produksi.
          d.      Sesuai dengan peraturan pemerintah atau peraturan asosiasi.
2.       Merencanakan
          a.       Penggunaan faktor-faktor produksi, seperti bahan bakar, tenaga kerja, biaya, dan mesin sesuai dengan target produksi.
b.             Proses produksi yang ditentukan oleh prosedur (network planning), jadwal kegiatan (schedule), komando (dispatching), dan pengawasan (inspection).
3.       Menyusun Organisasi Produksi
          a.       Pembagian tugas.
          b.       Tahap-tahap proses produksi.
          c.       Komposisi penggunaan faktor-faktor produksi.
4.       Melaksanakan Proses Produksi
          a.       Melalui strategi konstan.
          b.       Melalui strategi bergelombang.
c.              Melalui stratego moderat (menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan).

5.       Pengendalian Produksi
          a.       Pengendalian bahan baku.
          b.       Pengendalian tenaga kerja.
          c.       Pengendalian mesin atau peralatan.
d.             Pengendalian proses.
e.              Pengendalian suasana kerja.
f.              Pengendalian biaya.
g.             Pengendalian mutu atau kualitas.

6.8     Contoh Perhitungan di Bidang Produksi

1.       Metode Peramalan Target Produksi
          Contoh:
          Tentukan target produksi 3 (tiga) tahun ke depan bila diketahui data sebelumnya 7 (tujuh) tahun adalah sebagai berikut: 10, 12, 17, 20, 25, 30, 40.
Rumus        :         Y       =       a        +       bX
                            a        =       ∑Y
                                                 n
                            b        =       ∑XY
                                                ∑X2




          Tabel 2.  Contoh Perhitungan Metode Peramalan Target Produksi
Tahun
Volume Produksi
X
XY
X2

1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003

10
12
17
20
25
30
40

-3
-2
-1
0
1
2
3

-30
-24
-17
0
25
60
120

9
4
1
0
1
4
9
N = 7
154
0
134
28

          Jawab:
a        =       154/7          =       22
b       =       134/28        =         4,79
Y2004 =       22      +       4,79 (4)      =       41,16
Y2005 =       22      +       4,79 (5)      =       45,95
Y2006 =       22      +       4,79 (6)      =       50,74
2.       Metode Break Even Point (BEP)
          Rumus        :         BEP  =                 FC
                                               S       -        VC
                            BEP+D        =       FC     +       D
                                                         S       -        VC
                            BEP+D+T  =       FC     +       D
                                                                          1 – T
                                                         S       -        VC
          Keterangan:
BEP  =       Break Even Point (Titik Pulang Pokok)
FC    =       Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC    =       Variable Cost (Biaya Tidak Tetap)
S       =       Sales (Unit)
D      =       Desired Profit (Laba yang Diinginkan)
T       =       Taxes (Pajak)
          Contoh:
          Tentukan target produksi bila diketahui data periode sebelumnya sebagai berikut:
-        FC = Rp. 40.000.000,00
          a.       Biaya bahan baku = Rp. 400.000,00
          b.       Biaya tenaga kerja = Rp. 300.000,00
          c.       Harga jual/unit = Rp. 900.000,00
          d.      Laba yang diharapkan = Rp. 20.000.000,00
          e.       Pajak 20% = 20/100 x Rp. 40.000.000,00 = Rp. 8.000.000,00
          Jawaban:
BEP   =              40.000.000             =       200 Unit
                    900.000 – 700.000
BEP + D               =       40.000.000 + 20.000.000       =       300 Unit
                                         900.000    -    700.000
                                       40.000.000 + 20.000.000
BEP + D + T        =                               (1 – 0,2)          =       325 Unit
                                         900.000    -    700.000

3.       Metode Rata-rata
                   ∑n
                    n
4.       Metode Marginal
Penentuan pembelian bahan baku yang ekonomis.
Rumus   :         EOQ    =    2RS
                                                 C
          Keterangan:
EOQ =       Economic Order Quantity
R       =       ∑ Kebutuhan bahan baku per periode
S       =       Biaya setiap pesan
C       =       Biaya simpan
          Contoh:
Diketahui:  R       =       40.000 Unit
                   S       =       Rp. 2.000,00
                   C       =       40%
Jawab:                  EOQ =       40.000 x 2 x 2.000        =       20.000 Unit
                                               40%
5.       Penentuan Saat Pemesanan (Re Order Point)
Rumus:       ROP  =       a (b + c)
          Keterangan:
a        =       Kebutuhan bahan baku per proses
b       =       Lamanya waktu pemesanan
c        =       Rata-rata waktu terlambat
          Contoh:
a        =       200 Unit
b       =       3 Hari
c        =       2 Hari
Jawab:        ROP  =       200 ( 3 + 2 )         =       100 Unit
6.       Harga Pokok Produksi
          a.       Metode Bagi
         Rumus:       HPP  =                   ∑ Biaya
                                               ∑ Unit Hasil Produksi
Rumus ini dipakai dalam keadaan normal.
          b.      Metode Angka Perbandingan (Ekuivalen / Rasio)
         Rumus:       HPP  =       ∑ Biaya
                                                ∑ Unit
         Rumus ini dipakai dalam penentuan harga dengan membandingkan dua barang dengan rasio.
Contoh:
Perusahaan ABC
*        Kursi = bobot 2; Hasil 300 Unit; maka 2 x 300 = 600
*        Meja = bobot 3; Hasil 200 Unit; maka 3 x 200 = 600
*        Lemari = bobot 4; Hasil 100 Unit; maka 4 x 100 = 400
Jumlah seluruhnya = 600 + 600 + 400 = 1.600 Unit
Jumlah biaya = Rp. 96.000.000,00
Maka perbandingannya = 96.000.000 / 16.000.000 = 60.000

Harga Perolehan (HP) Kursi  = 2 x Rp. 60.000,00 = Rp. 120.000,00
                                     Meja   = 3 x Rp. 60.000,00 = Rp. 180.000,00
                                    Lemari = 4 x Rp. 60.000,00 = Rp. 240.000,00
          c.       Metode Sederhana
Rumus:       BI + % BTL
                          100
         Metode sederhana digunakan untuk menghitung biaya langsung dan biaya tidak langsung
Contoh:
Biaya Langsung (BL)                      =       Rp. 100.000.000,00
Biaya Tidak Langsung (BTL)          =       Rp.   60.000.000,00
Pembebanan BTL = 10%
Jumah Unit = 100 Unit
Jawab:        10.000.000 + 6.000.000         =       160.000
                                    100
7.       Penentuan Target Bahan Baku
Rumus:       X       =       Pembelian Awal + Pembelian Akhir
                                                                  2
8.       Rasio Mesin dan Karyawan
Rumus:             ∑ Waktu Mesin
                   ∑ Waktu Tenaga Kerja
          Contoh:
-        Karyawan datang ke perusahaan bersiap-siap = 10 Menit.
-        Karyawan menghidupkan mesin = 10 Menit
-        Karyawan mengambil bahan baku = 10 Menit
-        Karyawan menuang bahan baku ke mesin = 10 MEnit
-        Bahan baku dalam mesin = 120 Menit
-        Karyawan membungkus = 10 Menit
Jawab:        Rasio = 120 / 60 = 1 : 2

6.9     Soal-soal Latihan

1.       Ungkapkan berbagai pengertian produksi yang saudara ketahui.
2.       Apa saja faktor-faktor produksi yang saudara ketahui.
3.       Bagaimana lengkah-langkah pengelolaan produksi.
4.       Apa saja masalah-masalah dalam pengelolaan produksi.
5.       Berikan contoh penentuan target produksi.


  

VII. PENGELOLAAN PEMASARAN

7.1   Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan pemasaran sebagai bagian dalam pengelolaan bisnis dengan segala permasalahannya.

7.2     Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian, mengungkapkan masalah, dan memberikan contoh pengelolaan pemasaran.
2.       Menjelaskan berbagai lingkungan pemasaran.
3.       Menjelaskan perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran.
4.       Menjelaskan ruang lingkup pengelolaan pemasaran.
5.       Mejelaskan berbagai streategi pemasaran.



7.3     Pengertian

1.       Pasar menurut teori ekonomi adalah tempat bertemunya antara                    penjual dengan pembeli dalam rangka melaksanakan transaksi jual beli.
2.       Pasar menurut ilmu pemasaran adalah demand potencial artinya individu                    atau kelompok individu dan lembaga yang mempunyai keinginan dan                    kemampuan untuk merealisir kebutuhannya dan mau mengorbankan                    uangnya.
3.       Pemasaran dalam arti sempit atau lama adalah proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
4.    Pemasaran dalam arti luas atau baru adalah proses pmberian kepuasan kepada konsumen demi terealisasinya tujuan perusahaan.  Pengertian pemasaran yang luas didapat dari hasil analisis intern dan ekstern.

7.4     Analisis Pemasaran

          Dalam pengelolaan pemasaran khususnya dalam kegiatan bisnis seharusnya dilandasai oleh hasil analisis lingkungan baik analisis ekstern maupun analisis interan, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.   Dalam hal ini harus didukung oleh kegiatan riset pemasaran.
1.       Analisis Ekstern meliputi :
a.       Perilaku konsumen
*       Object
*       Organization
*       Objective
*       Operative
b.       Perusahaan pesaing
c.       Lembaga perantara
d.      Kebijakan pemerintah
e.       Kebudayaan
f.       Iptek
2.       Analisis Intern
          Secara umum  analisis intern meliputi semua fungsi perusahaan seperti :
a.       Fungsi produksi
b.       Fungsi keuangan
c.       Fungsui Sumberdaya Manusis
d.      Fungsi Administrasi dan lain-lain.
          Secara khsusus analisis intern dibidang pemasaran meliputi:
a.       Penentuan Produk
b.       Penentuan Harga Jual
c.       Penentuan Promosi
d.      Penentuan Saluran Distribusi
e.       Dan lain-lain

7.5     Peranan Pemasaran Dalam Bisnis

1.       Ikut mendukung tercapainya tujuan bisnis.
2.       Tercapainya kepuasan konsumen.
3.       Terealisasinya volume penjualan.
4.       Tercapainya hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen.

7.6     Ruang Lingkup Kegiatan Pemasaran

1.       Konsep Penjualan
a.       Komoditi
b.       Fungsi Pemasaran
*       Bagian barang (Merchandising).
*       Bagian pembelian (Buying).
*       Transportasi.
*       Bagian gudang (Storage).
*       Resiko (Risk).
*       Standardisasi and Grading.
*       Penjualan (Selling).
*       Keuangan (Finance).
*       Komunikasi (Communication).
          c.       Lembaga Pemasaran




3.       Konsep Pemasaran
a.       Konsep Pemasaran Lama


 




          Gambar 1. Konsep Pemasaran Lama
b.      Konsep Pemasaran Baru


 





          Gambar 2. Konsep Pemasaran Baru

7.7     Latar Belakang Pemasaran

1.       Adanya perbedaan tempat antara produsen dan konsumen.
2.       Adanya manfaat.

7.8.    Macam-macam Kegiatan Pemasaran

1.       Menentukan produk.
2.       Menentukan harga jual.
3.       Menentukan dan melaksanakan promosi.
4.       Menentukan dan melaksanakan distribusi.

7.9     Misi Promosi

1.       Memperkenalkan.
2.       Mengingat.
3.       Membujuk.
4.       Memberi kesan.

7.10   Langkah-langkah Pengelolaan Pemasaran

1.       Menganalisis lingkungan untuk menentukan:
a.       Segmentasi.
b.       Posisi.
c.       Target.




2.       Merencanakan Bauran Pemasaran.
 











          Gambar 3.  Langkah-langkah Pengelolaan Pemasaran
3.       Menyusun Organisasi Pemasaran
          Menyusun Organisasi Pemasaran, dengan melakukan pembagian tugas seluruh armada yang terlibat di bagian pemasaran sesuai dengan keahliannya dan melakukan distribusi ke berbagai wilayah pemasaran sesuai dengan target yang telah ditentukandengan melakukan pembagian tugas seluruh armada yang terlibat di bagian pemasaran sesuai dengan keahliannya dan melakukan distribusi ke berbagai wilayah pemasaran sesuai dengan target yang telah ditentukan.


4.       Melaksanakan Strategi Pemasaran
          a.       Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran Terpadu
          Dengan mengkombinasikan produk, harga, promosi dan distribusi sesuai dengan pasar yang dimasukinya
          b.     Strategi  Berdasarkan Siklus Pasar
Volume



Gambar 4.  Siklus Pasar                                                                  Waktu
c.              Strategi  berdasarkan Posisi Pasar


d









          Gambar 5.  Strategi Posisi Pasar
          Keterangan:
a.             Pemimpin pasar (mempertahankan).
b.             Penantang (berusaha menyamai).
c.             Pengikut (bergabung a + b).
d.            Peluang pasar.
d.      SWOT
         SWOT, yaitu strategi dengan menyesuaikan antaran kekuatan yang dimiliki dengan peluang yang ada dan berusaha untuk meminimumkan kelemahan dan berusaha menghadapi tantasngannya
          e.      Strategi berdasarkan Metamarketing
                           Yaitu strategi pemasaran baik fisik maupun non fisik yang meliputi :
-        Phisycal Marketing.
-        Person Marketing.
-        Organization.
-        Place Marketing.
-        Social Marketing.
          f.       Mengevaluasi Kegiatan Pemasaran
         Yaitu melaksanakan pengawasan pemasaran dalam arti luas termasuk pengendaliannya sesuai dengan rencana pemasaran dan permasalahan yang dihadapinya.

7.11  Masalah-masalah Pengelolaan Dalam Pemasaran

1.       Masalah persaingan.
2.       Volume penjualan menurun.
3.       Volume pemasarannya tidak terpadu.
4.       Distribusi tidak luas.
5.       Selera konsumen semakin menurun.
6.       Salesmannya tidak ramah.

7.12  Soal-soal Latihan

1.       Ungkapkan pengertian pasar dan pemasaran dan apa perbedaan  diantara keduanya.
2.       Apa saja  manfaat diselenggarakannya kegiatan pemasaran.
3.       Unsur-unsur apa saja yang mempengaruhi kegiatan pemasaran
4.       Bagaimana langkah-langkah kegiatan pemasaran.
5.       Apa saja masalah yang sering dihadapi perusahaan di bidang pemasaran dan bagaiman strategi untuk  mengatasinya
 




VIII.       PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA

8.1  Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan sumberdaya manusia sebagai bagian dalam pengelolaan bisnis dengan segala permasalahannya.

8.2    Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian, mengungkapkan masalah, dan memberikan contoh pengelolaan sumberdaya manusis dalam bisnis.
2        Menjelaskan berbagai peranan sumberdaya manusia dalam berbisnis
3        Menjelaskan ruang lingkup kajian dalam pengelolaan sumberdaya manusia.

8.3.    Peranan Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis

1.       Berperan sebagai tenaga ahli dan tenaga pelaksana yang selalu berubah.
2.       Ikut berperan dalam rangka mencapai tujuan bisnis.
3.       Berperan menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi-fungsinya dalam bisnis.
4.       Berperan sebagai investor.

8.4     Latar Belakang dan Ruang Lingkup Sumberdaya Manusia

1.       Prestasi kerja (produktivitas tenaga kerja) yang selalu berubah.
2.       Semangat. Dan dapat berfluktuasi.
3.       Hubungan yang tidak selalu harmonis.
4.       Kedisiplinan yang tidak semua memilikinya sdengan baik.
5.       Pembagian tugas yang dapat tidak sesuai.
6.       Nepotisme.dalam penerimaan dan penempatan pegawai.
7.       Kejenuhan akibat kurangnya rotasi pegawai.
8.       Pendidikan dan latihan yang kurang.
9.       Penempatan. yang tidak profesional.
10.     Pembinaan yang kurang.
11.     Kompensasi. yang tidak adil.
12.     Lingkungan. Yang tidak kondusif.

8.5     Masalah-masalah

1.       Secara Umum
          Produktivitas kerja menurun.  Produktivitas adalah jumlah hasil kerja dibagi dengan jumlah karyawan.

2.       Secara Khusus
          a.       Konflik.
          b.       Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
          c.       Hubungan kerja tidak harmonis.
          d.      No  the right man on the right place.

8.6     Langkah-langkah Pengelolaan

1.       Melaksanakan Job Analysis untuik menentukan
          a.      Job Description.
          b.      Spesifikasi jabatan.
          c.      Rasio Jabatan.
          d.     Peraturan kepegawaian.
2.       Penerimaan Pegawai (Job Recruitment) memalui
          a.       Mencari  sumber yang baik.
          b.       Seleksi yang baik
3.       Penempatan Pegawai (Job Placement)
          a.       Masa Organisasi.
          b.       Masa Percobaan.
          c.       Masa Pegawai Tetap.
4.       Pendidikan dan Latihan (Job Training)
          a.       Untuk memp[eroleh keahlian.
          b.       Untuk meningkatrkan pendidikan dan kariernya.
5.       Rotasi Pegawai
          a.       Promosi. (kenaikan pangkat/jabatan)
          b.       Demosi (Turun pangkat/jabatan sebagai sanksi).
          c.       Mutasi (Perpindahan pegawai stara/pada jenjang pangkat yang sama).
6.       Kompensasi Pemberian Balas Jasa/Imbalan
          a.       Gaji (dengan prinsip adil sesuai dengan prestasi).
          b.       Waktu.
          c.       Prestasi.
          d.      Bonus / Premi / Tunjangan.
7.       Pembinaan (Counceling)
          a.       Direct Counceling (secara langsung)
          b.       Indirect Counceling (secara tidak langsung)
8.       Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
          a.       Mengundurkan diri.
          b.       Pensiun.
          c.       Dipecat.
          d.      Bangkrut.
          e.       Penyelewengan.

8.7     Soal-soal Latihan

1.       Ungkapkan peranan sumberdaya manusia dalam kegiatan bisnis.
2.       Jelaskan berbagai unsure yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.
3.       Apa saja masalah yang sering timbul dalam pengelolaan sumberdaya manusia.
4.       Bagaimana langkah-langkah pengelolaan sumerdaya manusia khuisusnya dalam kegiatan  bisnis.























IX.  PENGELOLAAN KEUANGAN

9.1    Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan keuangan sebagai bagian dalam pengelolaan bisnis dengan segala permasalahannya.

9.2    Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian, mengungkapkan masalah, dan memberikan contoh pengelolaan keuangan dalam bisnis.
2.       Menjelaskan berbagai kebutuhan dana perusahaan
3        Menjelaskan berbagai sumberdana perusahaan
4        Menjelaskan langkah-langkah pengelolaan dana perusahaan.

9.3     Pengertian

          Uang adalah suatu benda yang legal yang berperan sebagai alat transaksi atau tukar menukar.
9.4     Fungsi Uang

1.       Membayar hutang.
2.       Spekulasi.
3.       Investasi.
4.       Koleksi.
5.       Penumpuk kekayaan.

9.5     Motif Memiliki Uang

1.       Transaksi.
2.       Berjaga-jaga.
3.       Spekulasi.

9.6     Macam-macam Nilai Uang

1.       Nilai Nominal.
2.       Nilai Intrinsik.

9.7     Jenis Uang

1.       Kartal.
2.       Giral.


9.8     Peranan Uang Dalam Bisnis
          Uang ikut berperan dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis.

9.9     Macam-macam Lembaga Keuangan

1.       Bank.
2.       Non Bank, seperti Pegadaian, Asuransi, dan lain-lain.

9.10   Ruang Lingkup Keuangan

1.       Uang Masuk (Pasiva).
2.       Uang Keluar (Aktiva).
3.       Neraca adalah daftar angka-angka yang menunjukkan uang masuk dan uang keluar.

9.11   Masalah Keuangan

1.       Rugi.
2.       Korupsi.
3.       Penyelewengan.
4.       Sistem akuntasi kurang baik.
5.       Biaya dan bunga yang tinggi.
6.       Modal kurang.
7.       Piutang macet, dan lain-lain.
9.12   Macam-macam Pembelanjaan Perusahaan

1.       Pembelanjaan Perusahaan Aktif (Aktiva)
          Pembelanjaan Perusahaan Aktif (Aktiva), adalah kegiatan perusahaan dalam rangka mengalokasikan uang perusahaan.
2.       Pembelanjaan Perusahaan Pasif (Pasiva)
          Pembelanjaan Perusahaan Pasif (Pasiva), adalah kegiatan perusahaan dalam rangka mencari dana.
3.       Pembelanjaan Perusahaan Intensif
          Pembelanjaan Perusahaan Intensif, adalah pembelanjaan perusahaan yang modalnya diperoleh dari dana yang sedang tidak terpakai (menganggur), misalnya laba ditahan.
4.      Langkah-langkah Pengelolaan Keuangan
          a.      Perencanaan Keuangan
-                Menentukan kebutuhan dana baik untk aktiva tetap maupun aktiva lancar dan kebutuhan dana lainnya.
-                Menentukan sumber dana baik sumberdana intern maupun sumberdana ekstern yang berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang
-                Menentukan anggaran. berupa anggaran penerimaan dan anggaran biaya serta anggaran lainnya.
-                Mengadakan perencanaan pengawasan keuangan. perusahaan
-                Merencanakan internal control (kejujuran, tenaga kerja, struktur organisasi atau ada tidaknya jabatan rangkap, tanda tangan yang berwenang, prosedur, kebijakan).
-                Menentukan sistem.
-                Menentukan faktor pendukung.
          b.     Menyusun Organisasi Keuangan
         Pengaturan berupa rasio-rasio keuanganm, aktiva lancar dan aktiva tetap yang harus memenuhi pembagian yang ideal.
          c.      Melaksanakan pengelolaan keuangan melalui Sistem Akuntansi
         Sistem akuntansi yang digunakan berdasarkan IAI. yaitu  proses pencatatab, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan mengenai penerimaan/pendapatan dan pengeluaran/biaya organisasi/perusahaan selama periode tertentu.
          d.     Melakukan Pengawasan (Controling)
-                Auditing atau pemeriksaan akuntasi
-                Evaluasi terhadap  Internal Control. Yang meliputi, kejujuran pegawai, ada-tidaknya jabatan rangkap di bidang keuangan, prosedur bidang keuangan, kelengkapan dan ekabsyahan dokumen keuangan, keaslian tnda-tangan pejabat bidang keuangan dan lain-lain  termasuk lingkungan yang mendukung langsung ataupun tidak langsung dengan bidang keuangan.


9.13   Soal latihan

1.      Jelaskan peranan uang dalam menyelenggarakan kegiatan bisnis.
2.      Apa saja masalayh-masalah perusahaan dibidang keuangan berikan berbagai contohnya.
3.      Bagaimana langkah-langkah  pengelolaan keuangan perusahaan.
4.      Bagaimana pengawasan keuangan perusahaan sebaiknya dilakukan.












X.    PENGELOLAAN ADMINISTRASI BISNIS

10.1   Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan administrasi / perkantoran sebagai bagian dalam pengelolaan bisnis dengan segala permasalahannya.

10.2  Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian, mengungkapkan masalah, dan memberikan contoh pengelolaan administrasi dalam bisnis.
5.       Menjelaskan unsur-unsur, proses , birokrasi, regulasi bidang perkantoran dengan berbagai masalah dan memberikan contoh pengelolaan administrasi bisnis.



10.3   Pengertian

1.       Secara Umum
          Administrasi adalah seluruh kegiatan menusia yang menggambarkan kerjasama dua orang atau lebih dengan system tertentu untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan lingkungan tertentu.
2.       Secara Khusus
          Administrasi adalah aktivitas sekuruh proses perusahaan pada bagian ketatausahaan, yang terdiri dari kegiatan catat mencatat, surat-menyurat, dan lain-lain.

10.4  Unsur-unsur Ruang Lingkup Kantor

1.       Organisasi.
2.       Manajemen (Top, Middle, Lower).
3.       Komunikasi.
4.       Prasarana dan sarana.
5.       Lingkungan.
6.       Kegiatan tata usaha yang mencerminkan surat masuk dan keluar.

10.5   Kegiatan Tata Usaha

1.       Menerima surat.
2.       Menganalisis surat.
3.       Mengarahkan surat.
4.       Membahas surat, meliputi:
          a.       Mengonsep.
          b.       Mengetik surat.
          c.       Menggandakan surat.
          d.      Mengagendakan surat, meliputi:
*       Tanda tangan.
*       Nomor.
*       Cap.
          e.       Mengirim surat, yang jenisnya:
*       Biasa.
*       Ekspedisi.
          f.       Mengarsipkan surat, jenisnya:
*       Permanent file, contoh: akte tanah, ijazah.
*       Nonpermanent, contoh: soal-soal.
          g.       Melenyapkan surat.

10.6   Tujuan dan Misi Kantor

1.       Memberikan pelayanan yang baik.
2.       Birokrasi yang mudah.


10.7  Masalah-masalah

1.       Komunikasi kurang baik.
2.       Pelayanan yang buruk.
3.       Hilangnya arsip.
4.       Birokrasi dan regulasi yang buruk.

10.8   Soal-soal Latihan

1.       Jelaskan peranan administrasi dalam kegiatan bisnis.
2.       Jelaskan unsure-unsur yang mempengaruhi kegiatan administrasi
3.       Jelaskan persamaan dan perbedaan antara kegiatan administrasi dengan kegiatan perkantoran khususnya dalam kegiatan bisnis.
4.       Masalah apa saja yang sering timbuul dalam bidang administrasi dan apa saja saudara untuk menanggulangi masalah tersebut.












XI.  PENGEMBANGAN BISNIS

11.1  Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

11.2  Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian pengembangan bisnis.
2.       Mengungkapkan jenis-jenis pengembangan bisnis.
3.       Menjelaskan wujud ekspansi.

11.3  Pengertian

          Pengembangan bisnis adalah ekspansi suatu perusahaan.  Pengembangan bisnis dilakukan dengan tujuan pengembangan usaha dan dengan kata lain segala upaya perusahaan diberbagai bidang dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan   Pengembangan perusahaan dalam arti sempait hanyalah diartikan sebagai tindakan perusahaan dalam rangka ekspansi atau perluasan usaha.. 

11.4  Jenis-jenis Pengembangan Bisnis (Ekspansi)

1.       Ekspansi Place adalah ekspansi yang tempat usahanya diperluas tetapi usaha produknya sama.
2.       Ekspansi Diversifikasi adalah ekspansi yang mengembangkan berbagai macam produk dalam wilayah yang sama.
3.       Ekspansi Badan Hukum, adalah ekspansi peningkatan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan yang bekerjasama.
4.       Ekspansi Joint Venture, adalah ekspansi antarperdagangan dalam negara yang diwujudkan dalam MoU.
5.       Ekspansi Keuangan, adalah ekspansi dengan jalan menawarkan saham atau modalnya kepada publik dengan cara mencatatkan perusahaannya di bursa efek.
6.       Ekspansi Personalia.
7.       Reorganisasi Perusahaan, dilakukan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.

11.5  Wujud Ekspansi

1.       Mortual of Understending (MoU), merupakan perjanjian dari Joint Venture.
2.       Joint antar negara. Diselenggarakannya kerjasama antar perusahaan baik sejenis
          maupun berbeda baik secara paralelisasi, diversifikasi, integrasi dan
          gabungannya

11.6  Soal-soal Latihan

1.       Ungkapkan pengertian pengembangan usaha.
2.       Apa saja alas an diselenggarakannya pengembangan usaha.
3.       Jelaskan berbagai jenis pengembangan usaha.
4.       Apa saja masalah yang dihadapi dalasm pengembangan usaha.









XII. PEMBUBARAN BISNIS

12.1  Tujuan Instruksional Umum

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat mengenal, memahami, dan memberikan contoh-contoh mengenai pembubaran bisnis secara umum dengan segala permasalahannya.

12.2  Tujuan Instruksional Khusus

          Setelah perkuliahan ini berakhir, diharapkan para mahasiswa atau peserta dapat:
1.       Menjelaskan pengertian pembubaran bisnis.
2.       Mengungkapkan sebab-sebab pembubaran bisnis.
3.       Menjelaskan aturan-aturan pembubaran bisnis.

12.3  Pengertian

          Pembubaran bisnis, adalah kegiatan bisnis yang tidak melakukan kegiatan bisnis lagi, baik kegiatan fisik maupun kegiatan nonfisik.  Pengertian lain menyatakan bahwa pembubaran bisnis berarti berhentinya operasional perusahaan akibat sesuatu dan lain hal.
12.4  Sebab-sebab Pembubaran Bisnis

1.       Masa kontraknya habis.
2.       Bangkrut.
3.       Musibah.
4.       Anggota meninggal dunia.

12.5  Aturan-aturan Pembubaran Bisnis

         Berbagai hal yang terkait dengan adanya pembubaran bisnis sebagai sesuatu yang  merupakan konsekwensinya antara lain :
1.       Alasan yang jelas dan konkrit  adanya pembubaran usaha.
2.       Atusan mengenai konsekwensi atas beban hutang-hutang perusahaan
3.       Aturan pembagian kekayaan.
4.       Aturan pembagian laba.
5.       Aturan pembagian tanggung jawab.
6.       Prosedur saat pembagian tersebut.
7.       Konsekwensi terhadap lingkungannya.

12.6  Soal-soal Latihan

1.       Jelaskan alas an adanya pembubaran bisnis.
2.       Jelaskan berbagai konsekwensi setelah adanya pembubaran bisnis.
3.       Bagaiman tanggung jawab perusahaan atas beban hutangnya apa bila dilakukan pembubaran perusahaan.


DAFTAR  PUSTAKA

 

Barndt, Steven C., 1985, Sepuluh Perintah Bagi Pengusaha, PPM, Jakarta.

Basu Swasta DH., 2001, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta.

Drucker, Peter F., 1985, Inovasi dan Kewirausahaan, Praktek dan Dasar-dasar, Terjemahan Rusjdi Naib, Erlangga, Surabaya.

Haeruman, H. 2000, Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL.  Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing, Graha Sucofindo. Jakarta.

Hubeis, M. 1997, Manajemen Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri.  Orasi Ilmiah.  Institut Pertanian Bogor.

Indriyo Gitosudarmo, 1996, Pengantar Bisnis, Edisi 2, BPFE UGM, Yogyakarta.

M Fuad, dkk., 2001, Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pardede, F.R. 2000,  Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kecil di Indonesia.  Tesis Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri.  Institut Teknologi Bandung.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar