MODUL 1
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Kegiatan Belajar 1: Evolusi Pembukuan Berpasangan
Rangkuman
Para
ahli sejarah sebagian besar mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada
pada peradaban kurang lebih 3000 sM. Bentuk pembukuan pada peradaban itu
berkaitan dengan faktor-faktor, antara lain sistem penulisan,
pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-bahan penulisan yang
murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran yang baku.
Orang
pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas tata
buku berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis
adalah Luca Pacioli karena inilah tulisan pertama kali yang diterbitkan
dan dipublikasikan dan masih relevan sampai sekarang. Kendatipun
demikian peran para pedagang khususnya dari bangsa Arabia dan Mesir
dalam penemuan akuntansi pertama kali tidak dapat diabaikan dengan bukti
adanya praktik sistem buku berpasangan oleh pemerintahan islam pada
abad ke-10.
Sumbangan masa Renaisans pada akuntansi, antara lain
munculnya istilah-istilah akuntansi yang dipakai sampai saat ini, antara
lain debt, debtor, debenture, debit, kredit, creed, dan credere. Selain
itu mereka telah memulai pengembangan akuntansi biaya, accrual,
deffered, dan audit neraca.
Kegiatan Belajar 2: Perkembangan Akuntansi di Amerika Serikat
Rangkuman
Empat fase perkembangan akuntansi di USA yang dapat diidentifikasisebagai berikut.
1. Fase pertama (1900-1933) manajemen sepenuhnya mengendalikan
pemilihan informasi keuangan yang harus diungkapkan dalam laporan t
Tahunan.
2. Fase kedua (1933-1959).
3. Fase ketiga
(1959-1973) lembaga-lembaga profesional memainkan peranan signifikan
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi.
4. fase keempat
(1973-sekarang) Financial Accounting Standards Board (FASB) dan berbagai
kelompok penekan mendorong terjadinya politisasi akuntansi.
Fase-fase
tersebut mencerminkan dinamika penetapan standar akuntansi mulai dari
ketergantungan pada inisiatif manajemen, kemudian peran aktif
lembaga-lembaga profesional yang menerbitkan regulasi-regulasi sehingga
sampai pada Financial Accounting Standards Board (FASB) yang
mengutamakan pendekatan politis dalam akuntansi.
Kegiatan Belajar 3: Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Rangkuman
Sejarah
perkembangan akuntansi di Indonesia tidak terlepas dari nuansa sejarah
politik dan perdagangan di Indonesia. Pada dekade zaman penjajahan
sampai 1955 cara untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan
formal dan nonformal (kursus-kursus). Pada dekade 1955 sampai dengan
1979 gelar akuntan mulai diberikan. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 1954,
diawali dengan pembukaan jurusan akuntansi di UI Tahun 1955 lulusan
akuntansi pertama pada Tahun 1957.
Akan tetapi, UU tersebut ternyata mengandung kontroversi-kontroversi, yaitu bahwa:
1. yang diperbolehkan mendidik calon akuntan adalah universitas
negeri di fakultas ekonominya, akibatnya mempunyai konsekuensi bahwa
universitas swasta tidak dibenarkan menghasilkan akuntan;
2. pendidikan mengarah ke pendidikan akuntan publik.
Pada
dekade 1980 sampai dengan 2000 pintu bagi lulusan PTS untuk memperoleh
sebutan akuntan mulai dibuka melalui mekanisme Ujian Negara Akuntansi
(UNA). Selain itu berdasarkan UU No. 21 Tahun 1989 seseorang dapat
memperoleh gelar akuntan yang selanjutnya diubah menjadi sebutan akuntan
dengan syarat seseorang itu telah bergelar Sarjana Ekonomi. Pada tahun
1997 izin praktik akuntan hanya diberikan bagi yang telah menempuh USAP
setelah itu baru bisa mendapatkan BAP.
Pada akhirnya dekade 2001
sampai dengan sekarang lahirlah mekanisme baru seiring dengan terbitnya
SK Mendikbud No. 056/U/1999 mulai September 2002 gelar akuntan bukan
monopoli PTN bahkan sejak berlakunya SK Mendiknas 179/U/2001 mahasiswa
S1 jurusan akuntansi PTN harus menempuh pendidikan di PPA paling lama 2
tahun barulah bisa menghasilkan gelar dan register akuntan. Sejak
berlakunya SK itu PTN penghasil akuntan dibatasi sampai 31 Agustus 2004.
Akhirnya
PPA bisa diselenggarakan oleh semua PT yang memenuhi syarat yang
direkomendasikan IAI melalui panitia Ahli. Guna mendukung kelancaran
penyelenggaraan PPA, Mendiknas mengeluarkan SK Mendiknas No. 180/P/2001
tentang pengangkatan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 2
METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI
Kegiatan Belajar 1: Pendekatan Tradisional dalam Penyusunan Teori Akuntansi (Belkaoui)
Rangkuman
Tujuan
utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi
dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori
didefinisikan sebagai sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil
yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan
menjelaskan hubungan antarvariabel yang ada dan bertujuan untuk
menjelaskan serta memprediksi fenomena tersebut (Kerlinger: 1964).
Walaupun
belum ada satu pun teori akuntansi yang komprehensif, namun berbagai
teori akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah
dihasilkan melalui sejumlah pendekatan yang berbeda. Untuk menjamin
kejelasan, Belkaoui menyebutnya pendekatan tradisional untuk menyusun
teori akuntansi dan telah mendapatkan pada tahap penerimaan dalam
pendekatan teori akuntansi. Pendekatan yang dikemukakan oleh Belkaoui
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Nonteoretis, praktis, atau pragmatis (informal).
2. Teoretis:
a. deduktif;
b. induktif;
c. etis;
d. sosiologis;
e. economis; dan
f. eklektik.
Kegiatan Belajar 2: Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi (Hendriksen) dan Perspektif Penelitian Akuntansi
Rangkuman
Para
akuntan telah mencoba banyak pendekatan untuk memecahkan
pertanyaan-pertanyaan, seperti pertanyaan mengenai pengakuan pendapatan.
Dalam modul ini akan digambarkan enam pendekatan, yaitu pajak, legal,
etika, ekonomi, perilaku, dan struktural. Teori akuntansi itu sendiri
dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu menurut tingkatannya
(sintaktis, semantis, pragmatis), menurut dasar pemikirannya (deduktif,
induktif), atau menurut sikap pendiriannya (normatif, positif). Setiap
pendekatan terhadap pendefinisian teori akuntansi memerlukan metode
verifikasi yang berbeda.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 3
PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP
Kegiatan Belajar 1: Usaha-usaha Pertama dalam Pencarian Prinsip
Rangkuman
Banyak
individu dan kelompok mulai bekerja pada Tahun 1930-an untuk menguak
apa yang seharusnya mereka anggap sebagai prinsip-prinsip akuntansi. AAA
bulan Juni 1936 menerbitkan monograf dengan judul A Tentative Statement
of Accounting Principles Underlying Corporate Financial Statements.
(Pernyataan Sementara Prinsip-prinsip Akuntansi yang Mendasari Laporan
Keuangan Perusahaan). Gilbert Byrne, dalam makalahnya menekankan bahwa
prinsip-prinsip adalah kebenaran mendasar. Selanjutnya George May
menanggapi dengan cepat pendapat Byrne bahwa prinsip-prinsip harus
merupakan kebenaran mendasar.
Edisi berikutnya dari pernyataan
AAA Tahun 1936 tidak membuat perubahan berarti dalam isi, tetapi yang
agak menarik judulnya terus berubah yang menggambarkan keadaan teori
akademik pada setiap waktu itu. Edisi 1941, misalnya menghapus kata
sifat tentative dalam judul, sementara edisi 1948 mengganti istilah
prinsip dengan istilah konsep dan standar. Seri monograf itu mengikuti
arahnya Tahun 1957 dalam sebuah dokumen yang meringkaskan semua
pekerjaan.
Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar
akuntansi adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari menyajikan
informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan informasi
keuangan untuk investor dan pemegang saham yang berdampak pada berikut
ini.
1. Berkurangnya penekanan pada neraca sebagai laporan nilai-nilai.
2. Konsekuensi meningkatnya penekanan pada laporan laba rugi dan suatu konsep laba yang seragam.
3. Kebutuhan pengungkapan menyeluruh mengenai informasi yang relevan,
dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap dan meningkatkan
penggunaan catatan kaki.
4. Penekanan pada konsistensi pelaporan, khususnya sehubungan dengan laporan laba rugi.
Menarik
untuk dicatat bahwa perubahan-perubahan dalam pemikiran akuntansi ini
bukan hasil langsung dari jatuhnya pasar saham atau depresi besar Tahun
1930-an, tetapi adalah akibat dari perubahan-perubahan institusional
yang telah dimulai lebih awal dan yang belum di adaptasi oleh akuntan.
Kegiatan Belajar 2: Upaya-upaya Penting Lainnya dalam Rangka Pencarian Prinsip Akuntansi
Rangkuman
Proses
pencarian prinsip akuntansi terus berlangsung. Mulai Tahun 1938,
melalui publikasi Underhill Moore, A Statement of Accounting Principles,
14 yang ditujukan untuk menetapkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
akuntansi yang mengatur apa yang seharusnya tampak di neraca dan laporan
laba rugi dan dalam akun-akun yang menyusunnya, dan diakhiri dengan
Accounting Concepts of Profit dari Stephen Gilman, pembahasan menyeluruh
yang pertama mengenai teori akuntansi sejak pergeseran penekanan dari
sudut pandang neraca ke laporan laba rugi, secara efektif menutup
periode perkembangan teori akuntansi dalam periode ini. Akan tetapi,
perdebatan atas berbagai kata-kata menyembunyikan masalah yang jauh
lebih serius, yaitu siapa yang menentukan pengungkapan informasi
keuangan dan dengan cara apa. Selanjutnya masuk pada era terbitnya
Accounting Research Study mulai dari No. 1 dari Maurice Moonitz dan J.B.
Canning, hingga No. ke 7 dari Paul Grady. Dinamisasi penerimaan dan
penolakan terjadi di sini yang pada intinya ingin menemukan kesepahaman
tentang pembentukan postulat dasar, perumusan prinsip-prinsip secara
luas, pengembangan aturan atau pedoman lain untuk aplikasi prinsip dalam
situasi-situasi khusus serta penelitian akuntansi.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 4
KERANGKA DASAR KONSEPTUAL
Kegiatan Belajar 1: Kerangka Konseptual FASB
Rangkuman
Kerangka
konseptual bagi FASB adalah sebagai penuntun badan dalam mengembangkan
standar akuntansi dan pelaporan karena konsep-konsep dasar tersebut
memberikan dasar umum dan alasan mendasar untuk mempertimbangkan
berbagai alternatif yang ada. Kerangka konseptual menghasilkan tujuan
dan dasar-dasar praktik akuntansi maupun pelaporan keuangan yang ada
sekarang.
Kerangka konseptual juga bermanfaat untuk memilih
metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan.
Konsep-konsep dasar memberikan pedoman untuk memilih alternatif yang
mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi dengan cara yang paling
akurat untuk suatu perusahaan dalam lingkungan tertentu. Selain itu
kerangka konseptual membantu proses pelaporan agar memberikan hasil yang
lebih baik.
Pada akhirnya kerangka FASB menggabungkan berbagai
konsep dan prinsip yang diterima secara luas yang telah dikembangkan
dalam hasil kerja terdahulu. Di samping itu, beberapa asumsi lama yang
mendasari praktik akuntansi diakui secara eksplisit maupun implisit di
dalam kerangka tersebut.
Kegiatan Belajar 2: Tujuan-tujuan Akuntansi
Rangkuman
Masalah
yang timbul dan sekaligus sebagai sorotan atas tujuan yang dikeluarkan
FASB adalah bias pada tiga (3) hal pokok, yaitu tujuan pemakai, kelompok
pemakai dan akuntabilitas. Dari hal itulah FASB mencoba memperbaiki
dengan menampilkan karakteristik kualitatif laporan akuntansi yang
disusun dalam suatu hierarki kualitas akuntansi, meliputi manfaat dan
biaya, relevansi, nilai umpan balik, ketetapan waktu, relevansi
informasi dan data, kenetralan, daya banding (tergantung pada
keseragaman dan konsistensi), materirialitas, dan konsep fundamental
yang mencakup satuan usaha, kelangsungan hidup usaha, periodisitas,
ketidakpastian dan konservatisme, dan moneter.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 5
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Kegiatan Belajar 1: Sifat Struktur Teori Akuntansi
Rangkuman
Pembentukan
suatu kerangka teori akuntansi dapat didekati melalui pendekatan
induktif dan deduktif. Littleton dalam pendekatan induktif menyarankan
suatu kerangka yang dapat dipergunakan untuk mengubah rule of action
menjadi accounting principles. Dalam pendekatan deduktif, kerangka
penalaran logis harus cukup formal untuk memungkinkan diperolehnya
kesepakatan tentang metode argumentatif yang dipergunakan. Selain
pendekatan itu terdapat pendekatan normatif dan deskriptif.
Pendekatan
dan metode apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi
(deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), struktur teori
akuntansi terdiri dari pernyataan tujuan laporan keuangan, pernyataan
postulat dan konsep teoretis akuntansi, pernyataan tentang
prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoretis,
dan batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari
prinsip-prinsip akuntansi.
Belkaoui, Moonitz, dan Hendriksen
masing-masing telah mengemukakan pendapat tentang elemen teori akuntansi
dan postulat yang sekarang menjadi acuan para teoretisi maupun praktisi
akuntansi yang selanjutnya akan dibahas pada Kegiatan Belajar 2.
Kegiatan Belajar 2: Postulat, Konsep, dan Prinsip Akuntansi
Rangkuman
Elemen
pertama teori akuntansi yang dikemukakan oleh Belkaoui adalah postulat
akuntani yang terdiri atas postulat-postulat entitas, kelangsungan
usaha, unit pengukur, dan periode akuntansi. Elemen kedua adalah konsep
teoretis akuntansi yang terdiri atas teori-teori kepemilikan
(proprietary theory), entitas (entity theory), dan dana (fund theory).
Elemen ketiga atau terakhir adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
terdiri tas prinsip-prinsip kos (cost principle), revenue (revenue
principle), penandingan (matching principle), objektivitas (objectivity
principle), konsistensi (concistency principle), pengungkapan penuh
(full disclosure), konservatisme (conservatism principle), materialitas
(materiality principle), dan keseragaman dan kompabilitas (unformity and
comparibility principle).
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 6
PENDAPATAN, KEUNTUNGAN, BEBAN, DAN KERUGIAN
Kegiatan Belajar 1: Pendapatan dan Keuntungan
Rangkuman
Pendapatan
(revenue) secara umum didefinisikan sebagai hasil dari suatu perusahaan
yang biasa diukur dengan satuan harga pertukaran yang berlaku dan
diakui ketika pendapatan itu telah direalisasikan atau dihasilkan.
Menurut IAI, pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan,
penghasilan jasa (fee), bunga, dividen, royalti, dan sewa (IAI,23.1).
Pada definisi yang lain pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal (IAI, 23.2)
Keuntungan
menurut FASB adalah kenaikan dalam ekuitas dari kegiatan periferal atau
insidental. Oleh karena itu, keuntungan bagi sebagian perusahaan akan
mencakup laba dari kegiatan, seperti penjualan tanah, dan harta lain
sewaktu-waktu termasuk kenaikan dalam ekuitas yang dihasilkan dari
sumbangan dan keuntungan lain yang tidak disangka-sangka.
Kegiatan Belajar 2: Beban dan Kerugian
Rangkuman
Beban
lebih tepat didefinisikan sebagai penggunaan barang atau jasa dalam
proses perolehan pendapatan. Menurut FASB beban berhubungan dengan
operasi utama perusahaan, sedangkan kerugian berasal dari kejadian yang
insidental bagi operasi perusahaan. Oleh karena itu, kerugian harus
dibatasi pada arti pemakaian atau penghapusan biaya yang tidak
berhubungan dengan pendapatan dari suatu periode.
Beban diukur secara umum dengan biaya historis. Pengukuran sekarang dan biaya kesempatan dari ekivalen kas masa kini.
Beban
diakui ketika produk atau jasa dikonsumsi atau digunakan dalam proses
perolehan pendapatan, dan dilaporkan bersama, mengikuti atau mendahului
penggunaan barang atau jasa tersebut.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 7
AKTIVA DAN PENGUKURANNYA
Kegiatan Belajar 1: Proses Pengukuran dan Ukuran Masukan
Rangkuman
Sejarah
pengukuran aktiva, saat ini mengkristal ke dalam dua pandangan yang
menurut FASB adalah pandangan pendapatan-beban (revenues-expenses)
versus pandangan aktiva-kewajiban (assets-liabilities). Fakta sebuah
pertentangan antara pihak historicus dan futuris.
Pengukuran
dalam akuntansi adalah proses memberikan jumlah moneter kuantitatif yang
berarti pada objek atau peristiwa yang berkaitan dengan suatu badan
usaha dan diperoleh sedemikian rupa sehingga jumlah itu sesuai untuk
agregrasi atau diagregrasi, seperti yang disyaratkan untuk
situasi-situasi tertentu.
Dua jenis harga perukaran yang dikenal,
yaitu pertama nilai keluaran yang mencerminkan dana yang diterima oleh
suatu perusahaan yang didasarkan terutama pada harga pertukaran untuk 1
(satu) produk atau keluaran perusahaan. Kedua harga atau nilai masukan
yang mencerminkan ukuran imbalan yang diserakan untuk memperoleh aktiva
yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam operasinya.
Ukuran
masukan menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang
dibayarkan ketika suatu aktiva atau manfaatnya memasuki perusahaan dalam
suatu pertukaran atau konversi. Nilai ini dapat didasarkan pada
pertukaran masa lalu (historical input cost), pertukaran masa berjalan
(current input cost), atau pertukaran masa depan yang diharapkan
(discounted future input cost).
Kegiatan Belajar 2: Ukuran-ukuran Keluaran dan Tujuan Pengukuran
Rangkuman
Harga
keluaran menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang
diterima ketika aktiva atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam
suatu pertukaran atau konversi. Nilai penerimaan kas yang diharapkan
yang didiskontokan untuk aktiva merupakan ukuran yang paling
diperhatikan bila menggunakan ukuran-ukuran keluaran.
Aktiva
mempunyai harga pertukaran yang kemungkinan akan diterima dalam periode
tertentu di masa depan, aktiva itu harus diperlakukan sama, seperti
piutang. Menurut pendekatan ini, persediaan harus dimasukkan sebesar
harga jualnya, bukan sebesar harga biasanya. Penggunaan harga keluaran
ini dibenarkan bila aktiva dapat segera direalisasi.Terdapat lima
pendekatan dalam menilai harga keluaran yaitu:
1. nilai realisasi bersih;
2. setara kas masa berjalan;
3. konsep nilai likuidasi;
4. penerimaan kas atau potensi jasa masa depan yang didiskontokan,
5. ukuran nilai terendah antara biaya dan pasar (lower-of-cost-or-market measures).
Secara keseluruhan tujuan-tujuan pengukuran aktiva dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sintaksis, semantis, dan pragmatis.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 8
PENGUNGKAPAN
Kegiatan Belajar 1: Stakeholders dan Tingkatan Pengungkapan
Rangkuman
Sesuai
dengan salah satu tujuan dasar akuntansi yang ingin dicapai dari
akuntansi adalah penyajian informasi yang cukup sehingga perbandingan
dari hasil yang diharapkan dapat dilakukan. Kemungkinan membandingkan
dapat dicapai, paling tidak dengan dua cara sebagai berikut.
1. penyajian pengungkapan (disclosure) yang cukup mengenai pengukuran dan penghitungan angka-angka akuntansi;
2. memberikan kemungkinan kepada investor untuk melakukan rangking dari pelbagai masukan ke dalam decision models-nya.
Penyajian
informasi ini ditujukan sebagai bukti pertanggungjawaban kepada
stakeholders, yaitu pemegang saham, kreditur, karyawan, pelanggan,
pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan yang melebihi
kepentingan-kepentingan yang sangat mendasar (Choi dan Mueller, 1992).
Tiga konsep pengungkapan yang umum diusulkan, yaitu sebagai berikut.
1. Pengungkapan yang cukup (adequate).
2. Wajar (fair).
3. Lengkap (full).
Pengertian
umum tingkatan pengungkapan adalah penyampaian informasi. Secara
terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan
di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Arti yang lebih
sempit, pengungkapan mencakup hal-hal, seperti pembahasan dan analisis
manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap.
FASB, menyatakan
informasi yang diungkapkan dalam laporan harus dapat dipahami oleh
mereka yang mempunyai pengertian yang memadai mengenai aktivitas bisnis
dan ekonomi serta mau mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan
sewajarnya. Tingkatan pengungkapan juga tergantung pada standar yang
dianggap paling diinginkan. Selain itu informasi menurut FASB haruslah
relevan, tepat waktu, dan dapat dimengerti. Informasi juga harus andal,
netral, dan disajikan dengan jujur. Asumsinya adalah informasi memiliki
karakteristik-karakteristik ini, dan informasi itu akan bermanfaat bagi
masyarakat.
Kegiatan Belajar 2: Bentuk-bentuk Pengungkapan
Rangkuman
Bentuk-bentuk
pengungkapan yang dikenal di antaranya ramalan keuangan. Melalui
publikasi ramalan manajemen secara teratur kemungkinan akan membantu
pengambilan keputusan investasi. Dengan dipublikasikannya ramalan
informasi akuntansi keuangan dan informasi lain yang berhubungan dengan
perusahaan, asumsi-asumsi dasar yang berhubungan dengan perekonomian dan
faktor-faktor eksternal perlu diungkapkan agar pemakai ramalan dapat mengevaluasi keandalannya dengan baik.
Bentuk
pengungkapan lainnya adalah kebijakan akuntansi baik yang konsisten
dijalankan maupun perubahan akuntansi yang mencakup perubahan dalam
prinsip akuntansi, dalam estimasi akuntansi, dan dalam satuan usaha yang
melaporkan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah pengungkapan
peristiwa pascalaporan yang pengungkapannya didasarkan berapa besar
dampak dan pengaruhnya terhadap kualitas informasi keuangan yang
disampaikan.
Terakhir adalah pernyataan SFAS 14 yang mengharuskan
penyajian (dalam kasus-kasus tertentu) informasi mengenai operasi
perusahaan dalam berbagai industri yang berlainan, operasi luar negeri
dan penjualan ekspor, serta pelanggan-pelanggan utamanya. Hal tersebut
didorong oleh trend pertumbuhan, keragaman operasi, dan risiko yang
tidak dapat dievaluasi secara memadai dari data agregasi. Hanya saja
terdapat permasalahan akuntansi ketika harus melaporkan secara
tersegmentasi, yaitu logika pengungkapan untuk tujuan pelaporan. Masalah
berikutnya adalah saat pengalokasian biaya gabungan (joint cost).
Kegiatan Belajar 3: Metode-metode Pengungkapan
Rangkuman
Metode-metode pengungkapan yang umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Bentuk dan susunan laporan formal.
2. Terminologi dan penyajian yang terinci.
3. Informasi parentesis (dalam tanda kurung).
4. Catatan kaki.
5. Laporan dan daftar pelengkap.
6. Komentar dalam laporan auditor.
7. Surat direktur utama atau ketua dewan komisaris.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
MODUL 9
AKUNTANSI SOSIAL
Kegiatan Belajar 1: Ruang Lingkup Akuntansi Sosial
Rangkuman
Akuntansi
sosial merupakan penerapan pendekatan sosiologis yang ditujukan untuk
mendorong perusahaan yang berfungsi dalam sistem pasar besar untuk
mempertanggungjawabkan dampak kegiatannya pada lingkungan, melalui
pengukuran internalisasi dan pengungkapan dampak sosial dalam laporan
akuntansinya.
Akuntansi sosial adalah pengukuran dan pelaporan,
internal atau eksternal yang menginformasikan pengaruh kepedulian
perusahaan terhadap kegiatan masyarakat (Estes, 1976). Karakteristik
akuntansi sosial adalah:
1. penilaian dampak sosial aktivitas organisasi perusahaan;
2. pengukuran efektivitas program-program sosial perusahaan;
3. pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan;
4. sistem informasi untuk menilai kinerja sosial dan ekonomi perusahaan secara menyeluruh.
Akuntansi
sosial bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan social benefit dan
social cost yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut
kepada masyarakat. Secara lebih tepat dapat dikatakan bahwa tujuan
akuntansi sosial ini adalah untuk meng-internalize social cost dan
social benefit sehingga hasil yang lebih relevan dapat ditentukan.
Ruang
lingkup socio-economic accounting mencakup akuntansi bagi dampak sosial
pada tingkat mikro dan makro. Microsocio-economic accounting ditujukan
untuk mengukur dalam melaporkan dampak perilaku perusahaan terhadap
lingkungan. Microsocio-economic accounting mencakup evaluasi,
pengukuran, dan pengungkapan kinerja sosial secara makro.
Kegiatan Belajar 2: Pelaporan Akuntansi Sosial
Rangkuman
Tujuan penyajian informasi akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah:
1. mengidentifikasikan dan mengukur sumbangan sosial neto periodik
pada suatu perusahaan yang meliputi biaya dan manfaat yang
diinternalisasikan ke dalam perusahaan dan dari eksternalitas yang
mempengaruhi bagian-bagian sosial yang berbeda;
2. membantu
menentukan apakah praktek-praktek dan strategi perusahaan yang secara
langsung mempengaruhi sumber daya relatif dan keadaan sosial adalah
konsisten dengan prioritas-prioritas sosial yang secara luas dicanangkan
di satu pihak dan aspirasi-aspirasi para individu di lain pihak;
3. menyediakan dengan cara yang optimal bagi semua kelompok sosial
informasi yang relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, kinerja, dan
sumbangan perusahaan kepada tujuan-tujuan sosial (Ramanathan dalam
Glautier dan Underdown:1986).
Ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan untuk mempedomani ukuran yang dapat dipakai dalam pelaporan
akuntansi pertanggungjawaban sosial, yaitu:
1. pendekatan deskriptif;
2. pendekatan biaya yang dikeluarkan;
3. pendekatan biaya manfaat (Estes dalam Seidler: 1975).
Berbicara
akuntansi sosial berarti membahas eksternalitas. Dampak eksternalitas
timbul bila fungsi kegunaan (faedah) atau produksi seseorang tergantung
pada kegiatan orang lain. Eksternalitas ini ada yang berdampak positif
ada pula yang negatif. Lebih lanjut menurut Hsufshmidt dan kawan-kawan
(1983:45) eksternalitas yang mempengaruhi kualitas lingkungan muncul
bila dampak biaya dan manfaat sosial terhadap lingkungan tidak
dipertimbangkan oleh orang atau sekelompok orang yang mengakibatkan
dampak tersebut.
Daftar Pustaka
* Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
* Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar